Home Gaya Hidup Wayang Suket Abstrak, Dukungan Visual dan Musik Lengkapi Pertunjukan

Wayang Suket Abstrak, Dukungan Visual dan Musik Lengkapi Pertunjukan

Jakarta, Gatra.com - Komunitas Wayang Suket Indonesia akan menampilkan kisah Bandung Bondowoso dalam rangkaian Helateater Salihara 2023, "Teater Objek" mulai Kamis (2/3) hingga Jumat (3/3) mendatang. Sutradara dan Dalang Komunitas Wayang Suket Indonesia, Gaga Rizky, menyatakan bahwa objek suket atau rumput yang dipilih memiliki kendala dalam proses penampilannya.

"Kendala wayang suket ini bentuknya abstrak. Tidak ada wajahnya, tidak ada mimiknya," ujarnya saat ditemui di Komunitas Salihara, Jakarta, Rabu (1/3).

Selain itu, bentuknya yang kaku dan tidak bisa digerakkan juga menjadi salah satu persoalan. Berbeda dengan wayang kukit yang bisa digerakkan, wayang suket hanya mampu ditegakkan tanpa bisa digerakkan mengikuti jalannya cerita.

"Wayang suket ini tidak bisa gerak sama sekali. Ini jadi kendala karena ketika kami mencoba membuat tanpa dialog, agak susah menyampaikan pesan. Bentuknya terikat, sulit," lanjutnya.

Untuk menyiasatinya, ia mendapat dukungan dari komponen penampil lainnya. Visual yang mampu membangun suasana, penari yang terlibat, hingga dukungan musisi dalam menciptakan variasi dalam pementasan menjadi cara yang dipilih.

"Pintar-pintar musisi saat bercanda. Visual juga menawarkan latar hutan, candi, dan sebagainya. Penari menunjukkan kegagahan tokoh, kecantikannya," katanya.

Salah seorang musisi Wayang Suket Indonesia, Jenar Kidjing, mengaku tidak ada pakem pasti dalam menampilkan musik di wayang suket. Maka, eksperimen musik yang digunakan sesuai penceritaan menjadi hal yang ia lakukan.

"Kami bereksperimen dari ceritanya. Misah dari Jawa Tengah, kamu sesuaikan. Mungkin musiknya berubah bila cerita yang diangkat dari daerah lain," ucapnya.

Elemen musik mendukung pementasan yang ditampilkan. Kali ini, gendang dan perkusi menjadi salah satu alat musik utama dalam penampilan ini.

Lakon ini menggunakan media wayang suket atau wayang rumput sebagai objek. Kisah Bandung Bondowoso dipentaskan untuk pertama kalinya dengan teknik teatrikal, permainan bayangan, serta imbuhan elemen tari, musik, dan seni rupa.

282