Home Lingkungan Acara GenPosting Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Saat Mudik

Acara GenPosting Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Saat Mudik

Cirebon, Gatra.com- Selain perlu persiapan untuk menjadikan mudik tetap aman, kebersihan di daerah lintasan pemudik harus tetap dijaga dengan menerapkan mudik minim sampah. Jutaan kilogram sampah tambahan diperkirakan akan timbul dalam rentang waktu dua minggu arus mudik dan balik.

Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar talkshow GenPosting (Generasi Positive Thinking) dengan tema “Mudik Ceria Penuh Makna, Minim Sampah” di Aston Cirebon Hotel, Jawa Barat.

Kabupaten Cirebon terletak di pesisir utara Pulau Jawa, yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya di lintas utara dan tengah Jawa. Saat arus mudik datang, Kabupaten Cirebon yang termasuk dalam Jalur Pantura dapat dilintasi oleh jutaan orang dengan kendaraan pribadi maupun transportasi publik.

Selain perlu persiapan untuk menjadikan mudik tetap aman, kebersihan di daerah lintasan pemudik harus tetap dijaga dengan menerapkan mudik minim sampah. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik yang diwakili oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim (IKPM), Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary menjelaskan bahwa Pemerintah terus berupaya memastikan kelancaran arus mudik.

Baca juga: Elnusa Jalankan Program Ekonomi Sirkular Lewat Pengolahan Sampah Daur Ulang Hasil Kreativitas Anak Difabel

Salah satunya terkait dengan kesiapan jalur-jalur yang biasa dilalui dan terpantau sibuk seperti Jalur Pantura. Selain itu, melalui forum ini diharapkan masyarakat dan para pemangku kebijakan dapat bergerak bersama untuk meminimalisasi produksi sampah selama liburan lebaran.

“Kita berharap dengan adanya kolaborasi ini, seluruh Kementerian, Pemda, dan seluruh masyarakat Indonesia bisa patuh meletakkan sampah pada tempatnya. Tentunya, perlu posko dan pembentukan satuan tugas khusus untuk penanganan sampah mudik di Kabupaten Cirebon, khususnya satu minggu sebelum lebaran dan satu minggu sesudahnya untuk mengantisipasi keluhan masyarakat mengenai penumpukan sampah di rest area ataupun daerah-daerah tertentu yang harus segera ditangani selama masa arus mudik dan arus balik,” jelas Septriana dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/4).

Untuk mendukung mudik tahun ini, Kementerian Kominfo dijelaskan Septriana juga memfasilitasi jaringan internet 4G maupun 5G untuk memudahkan akses informasi selama perjalanan. “Sehingga ketika ada rekayasa lalu lintas, bisa segera dikomunikasikan dan jangan sampai menimbulkan kemacetan. Kami juga sedang menyiapkan aplikasi yang menyediakan informasi terkini soal mudik,” tambah Septriana.

Terkait soal persiapan untuk menekan kepadatan mudik, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan, Thontowi Djauhari menjelaskan bahwa telah dilakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan terutama dengan kepolisian yang akan terjun ke lapangan. Ketika aturan one way di jalan tol diberlakukan, tentu akan berpengaruh pada jalan-jalan arteri seperti di wilayah Cirebon sehingga perlu diatur untuk menghindari penumpukan.

Baca juga: Jutaan Pemudik dan Wisatawan Serbu DIY Lebaran Ini, Transportasi Umum dan Sampah Masih Jadi Masalah

“Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengambil tema Mudik Ceria Penuh Makna yang memiliki arti bahwa Pemerintah berupaya memberikan keceriaan (kebahagiaan) dengan penyelenggaraan arus mudik dan balik berjalan aman, lancar, dan selamat sehingga memberi makna mendalam bagi seluruh masyarakat,” jelas Thontowi.

Guna menekan kepadatan baik di arus mudik dan arus balik, Kemenhub berkoordinasi dengan Kominfo untuk mengajak masyarakat mudik lebih awal dan balik lebih lambat. Selain itu, Thontowi menekankan soal pentingnya mencari tahu kelayakan kendaraan maupun pemahaman supir tentang medan atau rute jalan, untuk menghindari kecelakaan.

Berdasarkan survei, Thontowi menjelaskan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah yang paling banyak dilalui oleh para pemudik. Selain padat oleh kendaraan yang melintas, Pasar Tumpah di Cirebon juga rawan memicu kemacetan. Untuk menekan kepadatan, andong-andong direncanakan untuk tidak beroperasi terlebih dahulu dan mendapatkan subsidi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Sedangkan terkait kampanye Mudik Minim Sampah, Direktur Penanganan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, menjelaskan bahwa gerakan ini sudah berlangsung sejak tahun 2018 untuk mengajak semua pemudik dan pihak terkait di sepanjang jalur mudik untuk dapat mengelola sampah dengan lebih baik. Di tahun ini, kampanye tersebut diintegrasikan ke dalam program Mudik Nasional “Mudik Ceria, Penuh Makna”.

“Potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 secara nasional mencapai 193,6 juta orang atau 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia. Sekitar 58 juta kilogram sampah tambahan diperkirakan akan timbul dalam rentang waktu dua minggu arus mudik dan balik tersebut,” jelas Novrizal.

KLHK dijelaskan Novrizal akan melakukan fasilitasi dan koordinasi secara khusus dengan pemda dan otoritas pelabuhan, terminal bus, dan rest area untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan sampah yang tidak tertangani. Selain mengajak partisipasi publik, diharapkan juga komitmen dan peran aktif produsen/pelaku usaha dalam upaya pengurangan dan penanganan sampah mudik.

Baca juga: Imbauan Larangan Buang Sampah Ini Bikin Gagal Fokus, Nyeleneh

“Kami harapkan teman-teman juga bisa ikut bagikan konten di media sosial tentang Mudik Minim Sampah sehingga publik semakin sadar untuk meminimalisir sampah. Saat berbelanja di rest area misalnya, membawa kantong belanja, botol minum, dan wadah makanan sendiri supaya tidak menghasilkan sampah baru,” ajak Novrizal.

Imbauan lainnya yang disampaikan Novrizal untuk menyukseskan mudik yang minim sampah adalah mengambil makanan secukupnya dan selalu habiskan makanan. Serta, meletakkan sampah di wadah yang sesuai  atau pilah sampah.

11