Home Regional FUHum Ziarah ke Makam Ulama Rembang, Jadi Inspirasi Kemajuan Kampus

FUHum Ziarah ke Makam Ulama Rembang, Jadi Inspirasi Kemajuan Kampus

Rembang, Gatra.com - Jajaran pimpinan, beserta para dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang melakukan ziarah ke makam Mbah Sambu, K.H. Bisri Mustafa, dan RA Kartini di Rembang.

Kegiatan yang berlangsung Jumat-Sabtu, (10-11/3) tersebut merupakan rangkaian ziarah 53 wali di Nusantara dalam rangka Dies Natalis UIN Walisongo ke-53.

Sosok ulama pertama yang diziarahi adalah K.H. Bisri Mustafa. Tokoh NU itu, dikenal tidak hanya sebagai seorang kiai, tapi juga budayawan, politisi dan penulis. Ayahanda Kiai Mustofa Bisri dan Kiai Cholil Bisri ini menjadi teladan bagi banyak kalangan hingga kini.

Baca Juga: Launching Logo Dies Natalis ke-53 UIN Walisongo, Rektor Ajak Berdaya Membangun Karya

Makam ulama kedua yang dikunjungi adalah Sayyid Abdurrahman atau akrab dipanggil Mbah Sambu. Dia merupakan salah satu tokoh ulama legendaris di Kota Lasem, Rembang yang merupakan putra Pangeran Benowo, putra dari Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya, Raja Kerajaan Pajang, cikal bakal Kerajaan Mataram Islam.

Adapun makam terkhir yang dikunjungi adalah RA Kartini. Istri Bupati Rembang kala itu, kendati wafat diusia 25 tahun, ia dinobatkan sebagai pahlawan perempuan yang dikenal sangat mencintai rakyatnya. Terbukti tatkala ia memohon kepada sang guru, Mbah Shaleh Darat, untuk menterjemahkan al Qur'an ke dalam bahasa Jawa Arab Pegon.

Dekan FUHum Prof. Dr. H. Hasyim Muhammad mengatakan, bahwa ziarah ini selain mendoakan, juga mengingat kembali perjuangan dan kiprah para ulama agar dijadikan inspirasi untuk pengembangan UIN Walisongo baik dalam pendidikan, penelitian maupun pengabdian.

"Mbah Sambu, Kiai Bisri Mustafa, dan RA Kartini selama hidupnya tak kenal lelah dalam berdakwah dan mendidik masyarakat di Jawa, khususnya daerah Rembang,” ujarnya.

Bahkan karya-karyanya, kata Hasyim, seperti Tafsir Al Ibriz, kitab tafsir karangan Kiai Bisri Mustafa tersebut hingga ini masih terus dikaji dan dijadikan rujukan oleh berbagai kalangan.

Nah, kita bisa mengambil perjuangan, karya dan kiprah para tokoh tersebut sebgai pelajaran ini untuk kemajuan kampus kita tercinta,” jelasnya.

145