Home Gaya Hidup Aditya Novali Merangkai Kenangan dan Realitas dalam Pameran di ROH Galeri

Aditya Novali Merangkai Kenangan dan Realitas dalam Pameran di ROH Galeri

Jakarta, Gatra.com - ROH Galeri menggelar pameran tunggal bagi seniman Aditya Novali bertajuk New Obsolescence: ADITYAVOVALI. Pameran ini merupakan pameran tunggal pertama Aditya Novali di ruang baru ROH di Jalan Surabaya, serta pameran tunggalnya yang ketiga bersama galeri ini. Pameran dibuka untuk umum mulai dari 15 Maret hingga 7 Mei 2023.

Pada pameran ini, Novali membedah suatu arsip video pada rekaman kaset Betamax tanggal 17 Juni 1989 yang menampilkan pertunjukkan Novali serta dua kelompok penampil lainnya. Di tahun itu, sebagai dalang cilik, Novali diundang mempertunjukkan penampilan wayang tunggal di Istana Negara di hadapan tamu kenegaraan.

Video yang direkam dalam kaset Betamax tersebut menelusuri akar estetika Novali yang kemudian membawa kita pada berlapis situasi geopolitik Indonesia yang kompleks. Rekaman dimulai dengan suatu kredit pembuka yang memperkenalkan daftar penampil yang akan muncul dan menjadi fokus video, suatu paduan suara anak laki-laki asal Austria dan seorang dalang cilik yang menariknya disebut sebagai Aditya novali.

Pengunjung di depan arsip video pada rekaman kaset Betamax saat Aditya Novali menjadi dalang cilik (Gatra/Eva Agriana Ali)
Pengunjung di depan arsip video pada rekaman kaset Betamax saat Aditya Novali menjadi dalang cilik (Gatra/Eva Agriana Ali)

Bagian introduksi ini rupanya mengandung dua komponen janggal, pertama penulisan nama Aditya Novali yang salah — tertulis Aditya Vovali – dan bahwa pertunjukan orkestra angklung yang tampil sebelum Novali malah tidak disebut. Beberapa detik berjalan dan terlihat bagaimana memori manusia kerap tak presisi, kekeliruan ingatan akan masa lampau muncul dari waktu ke waktu tanpa ada lagi hal-hal yang justru penting.

“Saat itu umur saya 10 tahun, saya juga sudah lupa konteks yang ada di pertunjukan tersebut. Ketika pandemi kemarin saya menemukan rekaman video yang disimpan oleh keluarga ini. Saya mencoba memaknai momen yang terjadi saat itu,” kata Aditya Novali di ROH Galeri, Jakarta, Sabtu (11/10).

Dari arsip video tersebut, Novali kemudian membuat beberapa karya lukisan. Novali meramu tangkapan dari kredit video, keseluruhan rekaman, hingga galat layar (glitch) ke dalam kerangka lukisan rotatable, medium yang khas dengan Novali.

Baca Juga: Aperture dan Labyrinths (Libraries), Dwi Pameran Tunggal di ROH Galeri

Di bagian depan ruang pamer, sepasang lukisan bernuansa kehijauan merekonfigurasi tatanan provinsi yang membentuk Indonesia pada 1989, menuntun pada konteks waktu di masa itu. Karya ini mengantar pengunjung pada Galeri Apple, yang telah dipulas biru,warna yang kerap merebut layar video yang uniknya muncul pula dalam nada warna biru Prusia Pada kebaya yang dikenakan para tamu agung wanita.

Di bagian Galeri Apple inilah empat layar monitor memutar rekaman video asli, dimulai dari beberapa titik waktu yang berbeda, memancarkan apa yang tersisa dari arsip suara pertunjukkan yang terekam pada kaset Betamax.

Di bagian selanjutnya, ada Galeri Orange yang memaparkan berbagai seri lukisan-lukisan abstrak yang menunjukan sejumlah adegan pertunjukan di istana, mengurai tatanan panggung, lampu gantung, karpet, peta nasional, hingga para tamu undangan dan busana yang dikenakan,menandai kembalinya distorsi memori akan pertunjukan pada waktu itu ke ruang galeri berdinding abu-abu.

Suasana ruang Galeri Orange pameran tunggal Aditya Novali di ROH Galeri (Gatra/Eva Agriana Ali)
Suasana ruang Galeri Orange pameran tunggal Aditya Novali di ROH Galeri (Gatra/Eva Agriana Ali)

Secara keseluruhan, pameran ini merekatkan kembali salah satu momen paling berkesan dalam kehidupan pribadi sang seniman dan menyusunnya kembali dari kepingan yang tak sepenuhnya tepat.

Aditya Novali adalah seniman yang bekerja dalam berbagai medium, diantaranya instalasi, performans, lukisan, dan patung. Proses berkaryanya kerap diawali dengan merampungkan ide sebelum mencari metode yang sepadan untuk merealisasikannya.

Novali dikenal banyak membicarakan sejumlah topik seperti identitas,batasan, kebendaan, dan kehidupan di lingkungan urban. Karya multifasetnya banyak mengandung permutasi ide berisikan elemen-elemen transformasi dan persimpangan antara rasionalitas dan intuisi.

Sebelumnya Novali telah berpartisipasi dalam sejumlah pameran mancanegara, beberapa diantaranya adalah pameran survei paruh-karir WHY di Tumurun Private Museum, Surakarta, Indonesia (2022); presentasi kelompok terkemuka dalam Dhaka Art Summit (2023); dan The9th Asia Pacific Triennial of Contemporary Art di QAGOMA, Brisbane, Australia (2018).

303