Home Kesehatan Anak Penderita Diabetes Tipe 1 Boleh Puasa, Asal Perhatikan Ini

Anak Penderita Diabetes Tipe 1 Boleh Puasa, Asal Perhatikan Ini

Jakarta, Gatra.com - Jelang bulan ramadan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSAB) Harapan Kita gelar sosialisasi edukasi diabetes melitus tipe 1 pada anak dan remaja.

Acara ini diinisiasi untuk memberikan pengetahuan bagi orang tua serta anak yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus tipe 1 untuk menghadapi bulan puasa nanti. Sekilas mengenai penyakit diabetes melitus tipe 1, penyakit ini merupakan penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan pengaturan gula darah dalam tubuh.

Penyakit diabetes sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yakni diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Gejala diabetes yang sering dijumpai pada anak, antara lain sering merasa haus, lapar, berat badan turun drastis walaupun anak sering merasa lapar, mudah lelah dan sering buang air kecil. Selain itu, faktor penyebab utama diabetes melitus tipe 1 adalah faktor genetik dan autoimun, sedangkan pada diabetes melitus tipe 2 biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan.

Saat bulan puasa, penderita diabetes tipe 1 harus mengetahui tanda bahaya ketika tubuh mengalami masalah saat kekurangan insulin. Oleh sebab itu, edukasi ini penting diketahui agar masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama pada pengidap diabetes melitus tipe 1.

"Dengan momen ramadan ini, mereka (penderita diabetes) juga ingin menjalankan puasa. Namun, ada hal-hal yang harus mereka ketahui. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada saat menjalankan ibadah puasa. Kemudian, bagaimana mengontrol gula darah mereka serta mengetahui gejala-gejala tertentu dan barangkali mengharuskan mereka mengubah porsi (makan dan gaya hidup)," ujar dr. Ockti Palupi Rahayiningtyas, Direktur Utama RSAB Harapan Kita di Jakarta Barat pada Kamis (16/03/23).

Perwakilan dari Kemenkes RI sekaligus istri dari Kemenkes RI saat ini, Ida Rachmawati menyampaikan apresiasinya terhadap acara ini. Ia berharap acara ini dapat memberikan edukasi seputar diabetes melitus tipe 1 kepada masyarakat, sehingga tanda-tanda bahayanya dapat segera diatasi.

"Betapa anak-anak pejuang diabet (tipe 1) ini benar-benar menjalankan kehidupan yang sebenarnya. Kita di sini sama-sama mendukung anak-anak penderita diabet supaya bisa meraih cita-cita sesuai yang mereka inginkan. Terima kasih kepada dr. Ockti dan juga semua staf di RSAB (Harapan Kita) yang sudah mengadakan acara yang baik ini," ujar Ida.

"Diabetes adalah “mother of all diseases” atau ibu dari segala penyakit. Jika tidak ditangani diabetes bisa berkomplikasi pada penyakit stroke, ginjal, hingga jantung," tambahnya.

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes melitus pada anak meningkat drastis hingga 70 kali lipat pada 2023 dibandingkan tahun 2010. Gejala yang perlu diwaspadai jika anak menderita diabetes melitus adalah anak menjadi banyak makan, banyak minum, sering kencing dan mengompol, penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu sebelum terdiagnosis, kelelahan dan mudah marah, serta gejala lainnya, seperti sesak napas dan dehidrasi.

110