Home Ekonomi Pedagang Diminta Tak Jual Telur Terlalu Murah, Kepala Badan Pangan: Beli Rokok Rp30 Ribu Saja Bisa

Pedagang Diminta Tak Jual Telur Terlalu Murah, Kepala Badan Pangan: Beli Rokok Rp30 Ribu Saja Bisa

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), Arief Prasetyo Adi meminta pedagang di pasar agar tidak menjual telur dengan harga yang murah. Hal itu dikatakan dirinya saat memantau harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok menjelang Ramadan di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/3).

"Saya cuma mengimbau supaya jangan (jual) terlalu murah. Malah terbalik kalau telur. Kenapa? supaya peternak itu enggak kapok produksinya," ujar Arief.

Baca juga: Satgas Pangan Polri Ungkap Alasan Menaikan Harga Dasar Beras

Harga jual yang rendah, kata Arief akan membuat posisi peternak dalam rantai pasok telur semakin tertekan. Menurutnya, peternak telur dalam tiga bulan terakhir sudah merugi.

"Kita mesti bantu," tegasnya.

Merespon imbauan ini, salah satu pedagang yang lapaknya di kunjungi Arief mengatakan, jika harga jual telur terlalu tinggi pun dirasa akan menyulitkan konsumen. Menurut pedagang harga telur saat ini berkisar Rp28.000 hingga Rp30.000 per kilogram masih dalam kategori standar. Tidak murah maupun tidak mahal.

Baca juga: Satgas Pangan Polri Pastikan Semua Bahan Pokok Tersedia Jelang Ramadan dan Idulfitri

Arief kemudian sependapat dengan pedagang tersebut. Ia mengatakan harga telur Rp30.000 per kilogram seharusnya tidak terlalu memberatkan konsumen. Dirinya membandingkan pengeluaran masyarakat untuk rokok dengan kebutuhan protein seperti telur.

"Standar ya bu. Beli rokok sehari aja satu (bungkus) itu Rp30.000, masa telur mau murah?," tutur Arief.

Sementara berdasarkan pantauan Gatra.com ke pedagang telur lainnya di kawasan Pasar Kramat Jati, ditemukan rata-rata harga telur kurang satu pekan sebelum puasa yaitu Rp29.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Ilyas, salah satu pedagang mengaku harga telur sudah naik Rp2.000 per kilogram sejak tiga hari yang lalu, dari Rp28.000 per kilogram menjadi Rp30.000 per kilogram.

"Itu (kenaikan harga) biasanya rutin setiap tahun menjelang Ramadan," ujar Ilyas kepada Gatra.com, Jumat (17/3).

Ilyas mengaku tidak tahu alasan naiknya harga telur. Menurut dia, yang menetapkan harga telur setiap harinya adalah distributor atau supplier besar. Kendati harga naik, Ilyas mengaku jumlah pembeli masih cenderung stabil. Selain itu, kenaikan permintaan telur pun, kata Ilyas belum terlihat saat ini.

"Walau harga mahal ya pembelinya sudah rutin, namanya juga kebutuhan mereka," katanya.

Menyitir data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga rata-rata secara nasional untuk telur ayam ras per 16 Maret 2023 sebesar Rp29.500 per kilogram naik 2,79% dibandingkan harga pada 1 Maret 2023 sebesar Rp28.700 per kilogram.

222