Home Nasional Sebanyak 57,4% Masyarakat Menyayangkan Batalnya Gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia

Sebanyak 57,4% Masyarakat Menyayangkan Batalnya Gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Batalnya gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia mendapat respons dari publik. Peneliti utama lembaga survei Indikator, Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa 57,4% responden menyayangkan batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia.

"Mayoritas sikap warga, 57,4% menyayangkan penolakan yang terjadi sehingga FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah," ujarnya dalam pembacaan hasil survei yang digelar secara daring, Rabu (19/4).

Dari 63,4% responden yang mengetahui Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, 80,5% di antaranya tahu bahwa Israel menjadi pesertanya. Mayoritas 63,4% responden pun mengaku tidak mempersoalkan kedatangan Israel.

Alasan utama 55% responden yang tidak mempersoalkan kedatangan Israel yakni melihat bahwa sepak bola tidak berkaitan dengan politik. Gelaran Piala Dunia U-20 juga dinilai oleh 10,7% responden untuk kemajuan sepak bola nasional.

Sementara, 35,6% responden menolak kedatangan Israel. Dari jumlah responden yang menolak, mayoritas alasan penolakan berkaitan dengan penjajahan Israel atas Palestina, sejalan dengan narasi yang dikatakan aktor politik yang menolak kedatangan Israel.

Pengamat sepak bola Akmal Marhali menilai bahwa sepak bola kerap kali digunakan sebagai alat politik. Menurutnya, intervensi penolakan Israel dari dua kepala daerah provinsi penyelenggara, yakni Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, termasuk bersuaranya dua partai politik yakni PDIP dan PKS berpengaruh besar dalam dibatalkannya Piala Dunia U-20.

"Ini langkah politik yang salah dari PDIP ketika kemudian menggunakaan Israel untuk meramaikan isu politik. Ketika Piala Dunia U-20 gagal karena isu penolakan Israel, nama Ganjar sebagai capres berpengaruh. Kalau Piala Dunia U-20 digelar, elektabilitas Erick Thohir naik. Jadi PDIP sebenarnya tidak dapat apa-apa dari Piala Dunia U-20," ucapnya.

Menurutnya, penolakan PDIP tidak relevan dengan nilai yang dibawa. Berbeda dengan PKS yang terus menyuarakan isu mendukung Palestina, narasi bahwa Bung Karno dulu menolak Israel dan mendukung kemerdekaan Palestika tidak relevan dengan situasi ini.

"PKS dari dulu bicara itu, (mereka membawa narasi) untuk menguatkan akar rumput pemilih mereka, beda dengan PDIP. FIFA sangat memolak intervensi politik di sepak bola," ujarnya.

Pandangan ini sejalan dengan persepsi publik. Dari seluruh responden, sebanyak 52% menilai adanya penolakan atas kedatangan tim nasional Israel sebagai peserta menjadi sebab dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah.

Survei ini dilakukan pada 8-13 April lalu menggunakan metode random digit dialing dengan jumlah responden mencapai 1.212. Hasil survei memiliki tingkat kepercayaan 95%, dengan margin of error sekitar 2,7%.

31