Home Nasional Empat Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Pengamat: Operasi Darat TNI AD Bermasalah

Empat Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Pengamat: Operasi Darat TNI AD Bermasalah

Jakarta, Gatra.com - Empat prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna Kostrad gugur akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4).

Menanggapi hal tersebut, Analis pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie menilai operasi darat TNI AD bermasalah. Ditambah lagi, Organisasi Papua Merdeka (OPM) lebih inferior.

“TNI tidak lemah, namun Operasi Daratlah yang bermasalah. OPM semakin meningkatkan fire power dan akurasi intelijen mereka. Tertlihat mereka mampu memainkan doktrin perang gerilya, yaitu strike to vulnerable spot when enemy weak combined dengan taktik hit when evacuate (korban serangan dijadikan umpan, menunggu tim penolong masuk jebakan dan dihabisi),” katanya di Jakarta, Jumat (21/4).

Connie juga mengungkapkan, prajurit-prajurit yang diserang merupakan pasukan terbaik atau elite TNI dan berasal dari Kopassus serta Raider Kostrad. Jika publik banyak yang bertanya mengapa TNI seolah bisa 'kedodoran', Connie pun langsung melemparkan pertanyaan itu kepada KSAD, Panglostrad, hingga Danjen Kopassus.

“Dalam kaidah kesisteman fenomena ini disebut sebagai Fenomena Rendahnya Pencapaian TNI AD pada Operasi Papua. Fenomena Ini sungguh meruntuhkan kewibawaan dan mitos yang terbangun utamanya dari kedua pasukan khusus TNI AD,” ucapnya.

Ia pun mengkritik pernyataan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang pernah berujar jika OPM harus dirangkul bukan diperangi. TNI harus bisa memilih antara menjadikan OPM sebagai saudara atau musuh.

“Please deh pilih salah satu. Bagaimana pasukan khusus komando elite perform atau tidak perform kan itu sesuai fungsi dan tanggung jawab pembinaan dan pengarahan pada Pak Dudung sebagai KSAD," ucapnya.

Ia menyebut, Gerakan Persatuan Pembebasan Papua atau The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) hingga Benny Wenda diangkat sebagai perwakilan khusus rakyat Papua di Parlemen Inggris, PBB, dan Parlemen Eropa. Bahkan, secara militer juga ULMWP diakui di negara-negara itu.

“Tapi tidak akan saya buka karena ini ranah BIN BAIS dan TNI,” ujarnya.

Di sisi lain, Connie yakin jika pemerintah bisa menuntaskan isu gerakan separatis Papua seperti penyelesaian konflik di Aceh.

157