Home Politik Jika Ganjar Jadi Capres, Puan Jadi Ketum PDIP, Masinton: Tak Ada Deal

Jika Ganjar Jadi Capres, Puan Jadi Ketum PDIP, Masinton: Tak Ada Deal

Jakarta, Gatra.com - Politisi PDIP, Masiton Pasaribu menegaskan, tidak ada persetujuan politik internal pasca Ganjar Pranowo diusung jadi calon presiden. Menurutnya, mekanisme organisasi partai punya sistem tersendiri dan berbeda dengan penentuan capres yang merupakan hak prerogatif Ketua Umum.

Hal ini disampaikan Masinton untuk menampik isu deal-dealan politik yang menyebut bahwa Puan Maharani bakal memegang ketua umum partai jika Ganjar mendapat jatah sebagai capres. Ia menegaskan, ketua umum nantinya akan diputuskan dalam kongres.

"Harus dipisah, bung, pencalonan presiden dengan mekanisme organisasi," ucap Masinton Pasaribu dalam acara diskusi daring, Sabtu (29/4).

Baca Juga: Puan Unggah Foto Lawas Ganjar, Pengamat: Ingin Mengulang Pengalaman Pemenangan

Namun, Masinton mengaku, dinamika politik di internal PDIP memang dinamis. Tak heran jika dulu Masinton dan beberapa kader PDIP lain boleh mendorong Puan untuk menjadi capres, sementara di saat yang sama, ada kubu yang mengusung Ganjar. 

Namun, ia mengatakan, dinamika politik PDIP tetap satu muara. "Artinya, ketika diputuskan satu keputusan politik strategis melalui Ibu Ketum, kami semua tegak lurus," kata Masinton.

Ingatan Masinton pun bergerak mundur ke masa-masa silam. Dulu, mendiang Taufik Kemas yang meyakinkan Megawati untuk menempatkan Jokowi di Pilgub DKI Jakarta. Setelah menang di Jakarta, giliran Jusuf Kalla yang ikut meyakinkan Ketum PDIP untuk memajukan Jokowi ke RI 1.

Baca Juga: Dukung Ganjar, PPP: Kami Rasional

"Harus kita pahami, Bu Mega ini politisi dan negarawan yang matang. Bu Mega ini otonom dalam memutuskan sikap-sikap politiknya," ucap Masinton.

Ia mengatakan, Megawati sudah tentu berdiskusi dan berkomunikasi dengan berbagai tokoh, baik dari dalam maupun luar partai. Tapi, Ganjar dipilih atas berbagai pertimbangan. Ada beberapa hal yang juga dipertimbangkan selain kematangan karier politik kader.

"Pasti beliau mempertimbangkan seluruh aspek [termasuk] kesinambungan pembangunan. Kemudian mempertimbangkan bagaimana spirit Indonesia merdeka," kata Masinton lagi.

45