Home Regional Grebeg Penjalin, Warga Gatak Berebut Isi Gunungan Rotan

Grebeg Penjalin, Warga Gatak Berebut Isi Gunungan Rotan

Sukoharjo, Gatra.com- Grebeg Penjalin ke-VI kembali digelar di Balai Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (14/6). Lima gunungan produk unggulan lantas diserbu warga yang menyaksikan.

Grebeg penjalin di sentra kerajinan rotan tahun ini mengusung tema pewayangan. Dari pantauan di lokasi, warga mengarak berbagai ornamen rotan, mulai dari patung wayang, mobil hias, hingga gunungan hasil kerajinan rotan dan gunungan hasil bumi.

Para peserta kirab itu juga mengenakan busana yang dikolaborasikan dengan hiasan rotan. Ada enam gunungan yang dikirab dalam acara ini. Usai didoakan, gunungan yang disusun dari berbagai hasil kerajinan rotan seperti keranjang, bola sepak takraw, tebah, dan lain-lain itu langsung jadi rebutan warga. Dalam hitungan menit, lima gunungan kerajinan rotan dan dua gunungan hasil bumi ludes tak tersisa.

Kepala Desa Trangsan, Mujiman, mengatakan desanya memang tak memproduksi bahan baku rotan. Namun, warganya mayoritas bisa mengolah rotan menjadi kerajinan.

Dimana kerajinan rotan pertama kali dikenalkan di Trangsan oleh Ki Demang Wongso Laksono pada tahun 1917. Sejak itu kerajinan rotan terus berkembang hingga menjadi industri dan mengalami puncak kejayaaan pada tahun 1990-an.

“Kami ingin mengangkat kembali masa kejayaan industri pada tahun 90'an, yang bisa menampung 9.000 ribu tenaga kerja dari Gunungkidul, Purwodadi, Jepara, dan lainnya,” kata Mujiman.

Mujiman menyebut, dahulu ada sekitar 450 perajin rotan di Desa Trangsan dengan produksi sebanyak 500 kontainer per bulan. Namun saat ini berkurang dan menjadi 210 perajin, dengan perajin eksportir sekira 30 orang. “Kami ingin mengangkat pasar lokal dan ekspor,” ujar Mujiman.

Sementara itu, Ketua Panitia, Slamet, menuturkan, lima gunungan kerajinan rotan ini disesuaikan dengan lima sila yang ada di pancasila.

“Ini sebagai wujud rasa syukur warga Trangsan, terlebih pelaku usaha dalam mengelola produksinya di bidang rotan. Dari situ masyarakat bisa hidup,” tuturnya.

29