Home Gaya Hidup Masterclass Hari Ghulur di ISI Padang Panjang: Menemukan Kebebasan Tubuh yang Unik dan Organik

Masterclass Hari Ghulur di ISI Padang Panjang: Menemukan Kebebasan Tubuh yang Unik dan Organik

Padang Panjang, Gatra.com - Seniman tari dan koreografer Hari Ghulur mengisi sesi Masterclass bertajuk “Organic Movements” di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Rabu (6/12). Sesi ini merupakan bagian dari program Lawatari Indonesian Dance Festival (IDF) ke Padang Panjang.

Pada sesi ini Hari Ghulur membawa belasan mahasiswa ISI yang terdiri dari mahasiswa jurusan tari, teater, hingga mahasiswa pasca sarjana ke dalam metode “limitation”. Metode ini ditujukan untuk menggali keterbatasan yang dimiliki setiap partisipan untuk menemukan keunikan tubuh masing-masing.

Metode ini sering digunakan Hari Ghulur dalam mengeksplorasi tubuh dan karyanya. Kali ini Hari membantu penari-penari peserta sesi Masterclass untuk menemukan kebebasan tubuh yang unik dan organik melalui metode “limitation”.

Masterclass Hari Ghulur Organic Movement di Program Lawatari Indonesian Dance Festival (IDF) ISI Padang Panjang (Gatra/Eva Agriana Ali)

Pada awal sesi Hari meminta para peserta untuk berjalan ke setiap sudut hall tari di kampus ISI Padang Panjang. Di satu titik Hari memberikan instruksi, “Soft!”, kemudian peserta diminta bergerak lebih lambat.

Pada saat gerak lambat inilah peserta diminta merasakan pergerakan otot tubuhnya dengan lebih intens. “Kadang otot itu tidak terasa. Tapi penting untuk kita bisa merasakan pergerakan otot itu,” ucap Hari.

Kemudian Hari membawa peserta untuk menyalurkan gerak dari bagian core tubuh ke tangan, kaki, hingga ujung kepala. Lalu, peserta diminta membuat gerakan tiba-tiba dari gerak tubuh sehari-hari menjadi gerak tubuh yang lebih bertenaga.

Baca Juga: Tari Silo karya Hari Ghulur di Malam Pembukaan IDF 2022

Moh. Hariyanto yang juga dikenal sebagai Hari Ghulur ini adalah koreografer dan penari yang saat ini tinggal di Surabaya. Karyanya “Ghulur”, “Ghabal”, “White Stone”, “Sila”, dan “Jap_Vanese” telah ditampilkan di T.H.E Contact Contemporary Dance, Europalia Art Festival, Universitas Malaya, American Dance Festival, dan Indonesian Dance Festival.

Karya Hari Ghulur yang cukup sering dia tampilkan dan dikenal adalah “Silo”. Tarian ini diambil dari fenomena ketika seseorang mengalami gerak ketidaksadaran saat menjalani laku spiritual.

Masterclass Hari Ghulur Organic Movement di Program Lawatari Indonesian Dance Festival (IDF) ISI Padang Panjang (Gatra/Eva Agriana Ali)

Sering ketika seseorang sedang bertahlil, membaca zikir atau laku spiritual yang lain, tubuh akan bergerak dengan sendirinya. Di luar kesadaran. Orang awam menganggap itu kerasukan jin atau ruh suci dewa-dewi.

Namun, bagi mereka yang telah mengerti, gerak di luar kendali diri itu adalah kejadian wajar. Ketika seseorang sedang benar-benar dalam kondisi tenang, hening, dan energi kediriannya menyatu dengan energi semesta.

Dalam praktik yoga, itu adalah tanda faktor kundalini dalam diri manusia telah menyala. Letaknya di bagian tulang belakang. Setiap manusia memiliki cakra atau pusat kekuatan yang bila aktif, maka energi yang dikeluarkan akan besar.

Tari ini dari sejak pertama diciptakan sudah mengalami perkembangan. Belakangan Hari melibatkan beberapa seniman lain. Contohnya, Arco Renz dari Belgia yang bertindak sebagai pengonsep adegan atau dramaturgi.

99