Home Milenial Munadi Herlambang Ingatkan Bahaya Peretas Pada Proses Berkendara Mobil Otonom

Munadi Herlambang Ingatkan Bahaya Peretas Pada Proses Berkendara Mobil Otonom

Jakarta, Gatra.com - Perusahaan teknologi dan otomotif tengah mengembangkan kendaraan otonom atau tanpa sopir (self-driving). Namun tidak mudah dalam mengembangkan teknologi dari kendaraan masa depan tersebut. Sebab, mobil otonom berpotensi diretas dan dijadikan 'senjata' oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja Munadi Herlambang menjelaskan, keamanan adalah masalah yang tak boleh dianggap enteng apalagi untuk mobil otonom. Sebab dengan segala fitur yang ada mobil tersebut berpotensi dijadikan 'senjata' oleh oknum yang disebut hacker atau peretas.

"Mobil dapat dengan mudah terinfeksi virus dan secara harfiah, menjadi senjata yang berbahaya (telah siap). Jika peretas dapat memegangnya, Anda dapat membayangkan si empunya kendaraan dan pengendara lain jika kendaraan tersebut melaju di jalanan. Sebab apa yang bisa mereka (pemilik) lakukan," kata dia dalam keterangannya, Kamis (15/6/2023).

Munadi mengingatkan pemilik mobil Autonomous secara berkala melakukan pemeriksaan sistem yang ada di kendaraan tersebut. “Jika di Indonesia sudah ada yang punya maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan sistem secara berkala guna menghindari terjadinya pembajakan. Bayangkan jika mobil itu lagi berjalan tiba tiba dibajak kan bisa membahayakan pengendara lainnya,” ujarnya.

Mengingat akan bahaya hacker pada kendaraan autonomous, dikatakan Munadi hal itu akan menjadi salah satu materi yang diberikan pada 350 mahasiswa Universitas Balikpapan dalam edukasi keselamatan berkendara.

“Kita harus mulai kenalkan kemajuan teknologi kendaraan ini dan bahayanya kepada generasi milenial di Balikpapan melalui dunia kampus,” tegas Munadi.

Selain itu pada kesempatan ini, menurut Munadi hal yang paling utama adalah mengenalkan bagaimana berkendara yang benar dan aman kepada masyarakat terutama generasi millenial di Balikpapan. “Upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, melainkan harus bersinergi dan berkolaborasi sehingga terwujud sebuah gerakan yang masif,” kayanya.

"Kami, bersama kepolisian dan instansi terkait, tentu perlu dukungan dari semua pihak. Universitas Balikpapan sebagai wadah akademisi dan mahasiswa, tentu memiliki peran yang strategis terhadap peningkatan kesadaran keselamatan, terutama pada kaum millennial," imbuhnya.

Munadi menambahkan sebanyak 350 mahasiswa Universitas Balikpapan mengikuti pelatihan keselamatan berkendara. “Mahasiswa Universitas Balikpapan akan menjadi percontohan keselamatan berkendara kaum milenial di sini,” terang Munadi.

Adapun, maksud dan tujuan dari pelatihan ini, antara lain untuk memudahkan komunikasi dan kolaborasi kedua belah pihak dalam hal sinergi peningkatan keselamatan lalu lintas.

Kemudian, mengajak generasi muda untuk lebih peduli dengan keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain di jalan raya, serta menjalin kerja sama yang lebih bersifat teknis di masa mendatang.

Lebih lanjut Munadi menyampaikan, keterlibatan dunia kampus ini diharapkan upaya Jasa Raharja dalam mengkampanyekan keselamatan berlalu lintas akan lebih masif. Dengan demikian, kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan berlalu lintas akan meningkat, yang akan bermuara pada menurunnya angka kecelakaan di jalan raya.

92