Home Apa Siapa Putri Sulung Raja Yogya Terima Gelar Doctor Honoris Causa, Ungkap Banyak Kiprahnya dari SD Tumbuh hingga Pelestarian Kawasan Merapi

Putri Sulung Raja Yogya Terima Gelar Doctor Honoris Causa, Ungkap Banyak Kiprahnya dari SD Tumbuh hingga Pelestarian Kawasan Merapi

Yogyakarta, Gatra.com - Putri sulung raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, menerima gelar Doctor Honoris Causa oleh Northern Illinois University, Amerika Serikat, untuk bidang humane letters.

Penganugerahan diberikan di kampus Universitas Widya Mataram (UWM), Sleman, Sabtu (28/6). Northern Illinois University atau NIU merupakan perguruan tinggi berusia lebih dari satu seperempat abad, berdiri sejak 1895.

"Inspirasi terbesar dalam hidup saya baik ketika sedang belajar, bekerja, dan berorganisasi berasal dari keteladanan para leluhur yang selalu mengajarkan kebaikan utama melalui filosofi dasar yaitu Hamemayu Hayuning Bawana yang merupakan salah satu ajaran sekaligus visi yang diusung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I," tuturnya dalam pidato.

Hamemayu hayuning bawana adalah filosofi hidup untuk membuat dunia menjadi hayu (indah) dan rahayu (selamat dan lestari).

"Konsep dasar Hamemayu hayuning bawana merupakan “tuntunan” atau moral guidance agar sikap dan perilaku kita sebagai manusia selalu mengutamakan harmoni, keselarasan, keserasian, dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam lingkungannya," papar dia.

GKR Mangkubumi mengaku, selama ini aktif di Karang Taruna, KNPI, Gerakan Pramuka, koordinasi Forum CSR Nasional di Indonesia, SD Tumbuh sebagai sekolah dengan model pendidikan inklusif, berbagai program green economy, aktivitas di Kamar Dagang dan Industri (Kadin), berbagai kegiatan sosial, konservasi satwa liar, serta menjaga pelestarian alam di kawasan Merapi.

"Melalui organisasi inilah, menjadi titik di mana saya menyadari bahwa, inilah dunia saya, karena saya bisa mendalami masalah-masalah sosial yang ada, seperti kesetaraan gender dalam penguatan pemberdayaan perempuan, problematika UMKM, masalah lingkungan hidup, akses keadilan bagi masyarakat marginal, hingga isu-isu politik dan ketatanegaraan," ujarnya.

Ia juga menyebut kiprahnya mendirikan Yayasan Anak Bangsa Mandiri dan aktif dalam kepengurusan Yayasan Mataram Yogyakarta yang turut mendorong UWM) menjadi kampus berbasis budaya.

"Saya meyakini Gerakan Kebudayaan adalah membangun kualitas manusia. Hal ini dimulai dengan gerakan pencerahan atau penyadaran kembali akan makna dan tujuan hidup manusia (renaissance), yaitu meningkatkan kemanusiaan manusia itu sendiri (humanity)," ujarnya.

Atas pemberian gelar pada putrinya, Sultan memberi apresiasi. "Peristiwa ini sungguh memberikan kesan mendalam, membahagiakan dan membanggakan, karena penganugerahan ini dapat dimaknai sebagai wujud eratnya persahabatan antarbangsa, khususnya Amerika dan Indonesia," katanya.

Menurut dia, momentum ini juga jadi tonggak awal pengembangan persahabatan yang beralaskan kebudayaan.

"Tindak lanjutnya menjadi sangat indah, jika bisa dilakukan pengembangan kreasi budaya kreatif antara Keraton Yogyakarta dan NIU," ujarnya.

200