Home Kesehatan Alasan Pentingnya Hidup Sehat Bebas Gluten

Alasan Pentingnya Hidup Sehat Bebas Gluten

Pekanbaru, Gatra.com– Spesialis gizi klinik yang berpraktek di Eka Hospital Pekanbaru dr. Erwin Christianto SpGK, MGz menyampaikan, kenali apa yang kita makan, kenali apa yang membuat atau yang merugikan tubuh kita dulu. Kemudian ambil langkah-langkah kecil dulu, dan tidak perlu terlalu drastis.

"Penting untuk menghindari makanan yang mengandung gluten, terutama yang memiliki kondisi khusus seperti autoimun," jelasnya dalam video edukatif bertajuk ‘Cita Rasa Jawa Dari Bumi Sumatera dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/7).

Gluten adalah salah satu jenis protein yang terkandung pada biji-bijian tertentu. Gluten banyak terkandung pada produk roti dan kue, aneka saus dan bumbu masak kemasan, pasta, gandum dan produk turunannya, haver (oat) dan sebagainya.

Baca juga: Kampanye Menu Lezat Sehat Alami Bebas Gluten Bagi Autoimun

Pada makanan seperti roti, gluten dapat membantu memperbaiki tekstur agar lebih baik (empuk). Namun, tidak semua orang bisa mengonsumsi makanan yang mengonsumsi senyawa protein ini, terutama terhadap mereka yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi gluten.

Hal tersebut dapat berakibat pada kerusakan pencernaan ketika memakannya, dengan gejala awal seperti diare, perut kembung, nyeri perut, dan tidak nyaman pada bagian perut. “Asup makanan kita pada jam yang selalu sama setiap harinya,” ujar dr. Erwin.

Lebih lanjut dr. Erwin menambahkan, menu-menu khas Nusantara yang alami merupakan pilihan tepat karena selain enak, juga banyak mengandung zat gizi yang seimbang. "Penting untuk diingat agar menu yang dikonsumsi bervariasi dan bukan itu-itu saja,” ujarnya.
 

Pendiri Marisza Cardoba Foundation (MCF) yang juga Orang Dengan Auto Imun (ODAI), Marisza Cardoba. (GATRA/Dok MCF)

Penyakit autoimun banyak menyerang saraf, sendi, dan otot yang dapat mengganggu fungsi gerak, bahkan beberapa penyakit autoimun mengakibatkan kondisi disabilitas. Gluten adalah makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi penderita autoimun.

Prevalensi penyakit autoimun menduduki peringkat ke-3 penyakit mematikan di Amerika Serikat dan menyerang 15,9% penduduknya.  “Prevalensi autoimun di Indonesia belum tersedia data registrasi secara rinci, namun besar kemungkinan tidak jauh berbeda dengan kondisi di Amerika Serikat,” kata Pendiri Marisza Cardoba Foundation (MCF) yang juga Orang Dengan Auto Imun (ODAI), Marisza Cardoba menjelaskan.

Baca juga: Penyakit Autoimun: Belum Diketahui Penyebabnya, Namun Ada Aspek Genetik

ODAI Inspiratif sekaligus Pendiri Gudeg Mbah Putri (GMP), Yeviani Oktora mengingatkan untuk jangan menunggu sakit untuk mulai menerapkan pola hidup sehat. Pola hidup maupun pola makan dia dulu tidak sehat, utamanya kesulitan untuk tidur.

"Saya pernah tidak tidur selama satu minggu penuh dan selama beberapa tahun mengonsumsi obat tidur hingga terdiagnosa autoimun beberapa jenis sekaligus, termasuk AIHA, APS dan Lupus," jelas dia.

Yeviani mengutarakan rasa syukurnya berhasil meraih kondisi kesehatan yang semakin baik setelah menerapkan pola hidup sehat.

“Sedapat mungkin pilihlah bahan baku yang bersertifikasi organik, atau setidaknya alami. Jangan mengolah sayuran lebih dari 40 derajat Celcius, Jika ingin mengkonsumsi makanan bersantan, pastikan santannya tidak dididihkan, apalagi berulang,” imbuhnya.

103