Home Pendidikan Gagasan GEBROK Bawa Dosen UPH Ini Jadi Profesor Pulmonologi Pertama Dari Kampus Swasta

Gagasan GEBROK Bawa Dosen UPH Ini Jadi Profesor Pulmonologi Pertama Dari Kampus Swasta

Jakarta, Gatra.com - Siapa sangka, keresahan Allen Widysanto terhadap fenomena perokok di kalangan remaja mendorongnya untuk menggagas sebuah upaya pencegahan yang komprehensif. Segala macam buah pikiran atas upaya tersebut pun yang membimbingnya untuk menyusun karya ilmiah bertajuk Upaya Mencegah dan Menghentikan Penggunaan Rokok pada Remaja: Sebuah Kesempatan dan Tantangan. Lewat karya ilmiah ini pula, Allen resmi menjadi profesor bidang pulmonologi pertama di Indonesia yang berasal dari universitas swasta.

Wanita yang kini diamanahkan menjadi Wakil Dekan Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH) ini resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. Dalam tulisan ilmiahnya, Allen menyoroti betul dampak merokok di kalangan remaja. Utamanya, bagaimana mudahnya para remaja mendapatkan rokok yang juga akan berdampak pada kesehatan jangka panjang. “Padahal ancaman yang lebih besar merokok ada pada usia remaja dibanding pada usia dewasa,” jelas Allen dalam keterangan tertulis kepada GATRA, Sabtu (8/7).

Menukil data Center for Disease Control and Prevention (CDC), telah diperingatkan bahwa apabila perilaku merokok pada remaja masih berlanjut, maka akan ada 5,6 juta orang berusia kurang dari 18 tahun yang akan meninggal lebih awal akibat penyakit yang terkait dengan rokok. Saat ini saja, dalam populasi lebih dari 266 juta di Indonesia, jumlah perokok saat ini diperkirakan lebih dari 70 juta jiwa. Remaja menjadi bagian dalam 70 juta jiwa perokok tersebut.

Allen menjelaskan, kebiasaan merokok sering dimulai pada masa remaja, di mana sembilan dari sepuluh anak mulai merokok pada usia 18 tahun. Tidak hanya rokok konvensional, rokok elektrik juga menjadi perhatian penting karena berpotensi berdampak negatif pada kesehatan remaja.

Dikarenakan, rokok mengandung nikotin, zat psikoaktif utama yang ada dalam daun tembakau yang menyebabkan stimulasi psikologis adiktif. Paparan nikotin pada remaja dapat berdampak buruk pada sistem saraf pusat dan mengganggu fungsi serta perkembangan kognitif, terutama ketika penggunaan tembakau berlangsung dalam jangka panjang.

Belum lagi, sekitar 30% kematian akibat kanker terjadi pada perokok. Merokok dan paparan asap rokok juga meningkatkan risiko 2-4 kali lipat terkena penyakit jantung koroner dan stroke. Selain itu, merokok juga meningkatkan risiko terjadinya infeksi, gangguan sistem imun, gangguan penglihatan, osteoporosis, dan diabetes.

Latar belakang tersebut lah yang menggerakkan Allen untuk mengi Gerakan Berhenti Merokok (GEBROK). GEBROK merupakan sebuah program pengembangan masyarakat yang diperkenalkan kepada mahasiswa FK UPH yang tergabung dalam organisasi Centre for Indonesian Medical Students Activities (CIMSA). Program ini terdiri dari enam modul yang difasilitasi oleh seorang mentor yang bertanggung jawab terhadap satu kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang. Setiap minggu, kelompok tersebut akan mendapatkan satu modul yang diajarkan selama satu jam.

Enam modul tersebut di antaranya, pertama, partisipan yang merupakan anak usia SMP hingga SMA dari berbagai sekolah akan diberikan pemahaman tentang teori-teori dasar terkait penggunaan tembakau, konsekuensi jangka panjang dan pendek dari merokok, serta diminta untuk menentukan tanggal berhenti merokok yang diinginkan. Kedua, partisipan akan menerima pelatihan mengenai empat pendekatan strategi yang digunakan untuk berhenti merokok. Ketiga, kemajuan setiap partisipan dalam mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi akan dievaluasi.

Selanjutnya, pada modul yang keempat, partisipan akan dimotivasi untuk memikirkan strategi yang tetap membuat mereka berhenti merokok dan melakukan relaksasi di rumah. Modul kelima bertujuan untuk mengkaji kemajuan setiap partisipan dan mengidentifikasi strategi yang telah dilakukan untuk mengurangi rokok. Keenam, partisipan diminta untuk merefleksikan usaha berhenti merokok yang telah dilakukan sejak mengikuti program dari awal hingga selesai.

Allen menerangkan, hasil program ini menunjukkan bahwa pada tahun 2015, delapan dari 11 partisipan berhasil berhenti merokok, pada 2016 terdapat 10 dari 10 partisipan berhasil berhenti merokok, dan pada tahun 2017 tujuh dari 11 partisipan berhasil berhenti merokok.

Hasil menggembirakan ini yang nantinya akan jadi bekal Allen untuk memberikan masukan dan saran kepada pemerintah serta seluruh masyarakat Indonesia tentang penanganan rokok pada remaja. Agar keberlanjutan berjalan, GEBROK juga masih berlangsung setiap tahun secara konsisten.

“Gerakan ini juga sebagai bentuk monitoring terhadap penggunaan tembakau, memberikan perlindungan terhadap setiap individu dari asap tembakau, memberikan bantuan untuk berhenti merokok, memberikan peringatan terhadap bahaya merokok, melakukan pembatasan pada iklan, promosi, dan sponsor rokok, serta meningkatkan pajak rokok,” tutur Allen.

Diapresiasi Stakeholder Kesehatan

Gagasan yang dibawa Allen mengundang apresiasi dari berbagai stakeholder kesehatan di tanah air. Managing Director Siloam Hospitals Group, Caroline Riady misalnya. Ia menilai pemikiran yang dituangkan Allen sebagai sebuah langkah yang baik. Ia juga menyebut Allen sebagai sosok yang sangat berdedikasi dalam melayani pasien.

“Beliau adalah panutan dan menjadi inspirasi bagi para dokter spesialis serta dokter muda. “Terima kasih atas seluruh pelayanan dan dedikasi Prof. Allen dalam melayani pasien, serta mendidik dokter-dokter generasi baru yang akan menjadi generasi penerus untuk tahun-tahun ke depan,” ujar Caroline.

Turut hadir memberikan sambutan dan ucapan selamat, Mochtar Riady selaku Pendiri Lippo Group, sekaligus Penasihat Senior Yayasan Universitas Pelita Harapan dan UPH Medical Sciences Group. DR. Mochtar menyampaikan bahwa kemajuan teknologi mempengaruhi segala bidang, terutama kesehatan. Ia berharap, tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan ke depan juga semakin bertransformasi untuk mengikuti perubahan.

“Prof. Allen bukan hanya menguasai ilmu dan teknologi, tetapi mempunyai hati yang baik dan perhatian terhadap pasien-pasiennya. Pada waktu pandemi Covid-19, Prof. Allen tidak pernah absen di rumah sakit untuk melayani pasien Covid-19. Saya yakin, dengan adanya generasi penerus di UPH dan Siloam seperti Prof. Allen, maka hari ke depan FK UPH akan tetap maju,” tutur Pendiri Siloam Hospitals Group ini.

141