Jakarta, Gatra.com - Banjir dan tanah longsor terjadi usai hujan lebat mengguyur Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara sejak Senin (10/7) dini hari. Akibatnya, beberapa desa di Bolaang Mongondow Timur, seperti Desa Nuangan 1, Molobog, Motongkad, dan Jiko di Kecamatan Nuangan, harus terdampak bencana tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boltim, Elfis Siagian mengatakan, petugas di lapangan masih melakukan pendataan terhadap jumlah korban terdampak. Namun demikian, pihaknya belum memperoleh informasi akan adanya korban jiwa.

“Tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini, hanya ada satu ternak sapi yang mati,” jelas Elfis Siagian dalam keterangannya, Selasa (11/7).

Elfis mengatakan, banjir dan tanah longsor yang kerap terjadi di wilayahnya itu diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi. Hal itu kemudian diperparah dengan meluapnya air sungai akibat terbatasnya kapasitas tampung sungai dan belum tersedianya bangunan tanggul pengendali banjir.

Selain itu, tanggul penahan tanah di wilayah itu pun masih belum dibuat, sehingga memperparah kondisi. Terlebih, daerah resapan air di bagian hulu dan sepanjang aliran sungai di wilayah tersebut juga mengalami gangguan akibat pertambangan emas dan alih fungsi lahan.

Banjir dan longsor itu pun mengakibatkan Jalan Nasional yang melintasi wilayah itu sempat terputus. Namun demikian, petugas setempat telah melakukan pembersihan sehingga jalan sudah dapat dilalui kendaraan kembali.

“Ada satu jalan yang masih dilalakukan penanganan, yakni di jalan Lanud di Kecamatan Modayag,” ungkapnya.

Di samping itu, Elfis mengatakan bahwa Bupati Bolaang Mongondow Timur Sachrul Mamonto dan perangkat daerah terkait, telah turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan kondisi terkini. Petugas juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan penanganan darurat khususnya untuk pembersihan material longsor dan pohon tumbang.