Home Nasional Wamenag: Tahun Baru Hijriyah Jadi Momentum Introspeksi dan Perkuat Ikatan Sosial

Wamenag: Tahun Baru Hijriyah Jadi Momentum Introspeksi dan Perkuat Ikatan Sosial

Jakarta, Gatra.com - Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah jatuh pada Rabu (19/7) hari ini. Menyambut itu, Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Saiful Rahmat Dasuki mengajak sengenap umat muslim Indonesia untuk menjadikan peringatan tahun baru itu sebagai momentum introspeksi diri dan memperkuat ikatan sosial.

"Momentum ini memiliki makna semangat yang kuat untuk mempererat hubungan baik antar sesama umat manusia dan memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat Indonesia yang sangat beragam," kata Saiful Dasuki mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dalam Gebyar Hijriah Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Rabu (19/7).

Saiful juga berharap, peringatan Tahun Baru Islam 1445 H itu dapat membuat umat muslim di Indonesia terus memperkuat rasa persatuan dan kesatuan. Ia juga berharap, umat Islam dapat senantiasa mempertahankan kebanggaan atas warisan sejarah Islam di Tanah Air.

"Indonesia adalah miniatur Madinah atau negeri yang diberkahi dengan keragaman dan kerukunan serta diberkahi oleh nilai-nilai Islam yang mengajarkan kasih sayang dan menjaga rasa antar sesama," kata Saiful.

Saiful pun mengingatkan adanya larangan berperang di bulan Muharram. Ia menyebut, perang di bulan tersebut akan masuk ke dalam dosa besar, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 217.

Saiful mengatakan, larangan perang itu mengandung hikmah, agar umat Islam dapat lebih menjaga sikap dan tindakan. Utamanya, sikap yang berpotensi menyulut api perpecahan di suatu kelompok masyarakat, seperti fitnah, intoleransi, sentimen, rasis, perundungan dan penganiayaan.

Saiful menyebut, Tahun Baru Hijriyah memiliki makna yang mendalam dan menginspirasi umat Islam dalam berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain, peringatan tahun baru itu tak sekadar menjadi seremonial namun juga mengandung hikmah dan pelajaran penting.

"Salah satunya keberhasilan Nabi Muhammad meletakkan pondasi peradaban di Madinah yang berorientasi pada toleransi dan kerukunan umat bergama, " tandas Saiful.

20