Home Teknologi Siswa JIS Inovasikan Software Bantu Nelayan Berlayar Tanpa Solar

Siswa JIS Inovasikan Software Bantu Nelayan Berlayar Tanpa Solar

Jakarta, Gatra.com - Siswa Jakarta Intercultural School (JIS) berhasil menginovasikan perangkat lunak (Software) yang dapat memadukan tenaga angin dan tenaga surya (Solar System) untuk menggerakkan perahu berlayar tanpa menggunakan solar.

Adalah siswa bernama Jefferson Sunjoto yang berhasil mengembangkan perangkat tersebut. Jika dikembangkan lebih lanjut, teknologi dipercaya bisa dimanfaatkan mengurangi pencemaran udara (polusi).

 

 

Selain itu, kesejahteraan nelayan dipercaya akan beri bas positif. Mengingat teknologi ini bisa membuat nelayan melaut tanpa tergantung pada ketersediaan bahan bakar solar yang harganya terus naik.

 

 

"Teknologinya memang mahal di awal, tetapi banyak penghematan di akhir karena perahu bisa bergerak tanpa bahan bakar solar. Keuntungan lain, tak ada polusi," kata Jeff usai presentasi hasil penelitiannya dalam acara Jakarta Scholar Symposium (JSS) yang digelar di Soehana Hall, Energy Building Jakarta, Kamis (24/8).

 

 

Jefferson menjadi salah satu siswa dari 10 siswa yang berpartisipasi dalam JSS Volume II tahun ini yang bertema 'Computing for the Future'. Kesepuluh siswa tersebut berasal dari sekolah Internasional Jakarta Intercultural School (JIS) dan British School Jakarta (BSJ).

 

 

Bicara soal ide penelitian, siswa yang saat ini berada di bangku kelas XII itu menuturkan, ide penelitian berawal dari sebuah artikel tentang kapal cargo yang bergerak dengan tenaga angin. Disebutkan kalau teknologi itu akan menjadi trend di masa depan.

 

 

"Lalu saya terpikir untuk membuat teknologi yang tidak saja menggunakan tenaga angin, tetapi juga memanfaatkan sinar matahari melalui solar system sebagai 'back up' jika laut tiba-tiba hujan sehingga tidak ada angin," ujarnya.

 

 

Seluruh perangkat yang dibuat Jeff tidak digunakan secara manual untuk menggerakkannya, tetapi memanfaatkan teknologi komputer. Setiap data dimasukkan ke komputer, sehingga perahu bisa bergerak secara otomatis.

 

 

Ia membandingkan keuntungan jika menggunakan energi angin dibanding energi solar. Pertama, nol polusi karena tidak pakai bahan bakar solar. Kedua, hemat biaya karena tidak perlu beli solar.

 

 

"Program perputaran layar dibuat untuk selalu memaksimalkan energi dan kekuatan. Kecepatan kapal bervariasi, bisa mencapai 20-25 knots atau 23-29 mph tergantung arah angin," kata anak lelaki yang akrab dipanggil Jeff tersebut.

 

 

Sedangkan kapal dengan penggunaan solar, lanjut Jeff, menghasilkan 130 ton karbondioksida (Co2). Jumlah itu 26 kali lebih tinggi dari karbondioksida yang dihasilkan sebuah mobil.

 

 

"Uang yang dikeluarkan untuk membeli solar diperkirakan lebih dari 4 ribu dolar setahun. Sementara kecepatan kapal hanya 9-30 knot atau 10-35 Mph," tutur anak dari pasangan Soeharto Sunjoto dan Deswita ini.

 

 

Melihat keunggulan dari kapal bertenaga angin dan surya itu, Jeff bersemangat untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam bentuk nyata. Ia akan mencoba pada perahu nelayan dengan ukuran 5 kali 6 meter.

 

 

"Saya ingin berkolaborasi dengan perguruan tinggi atau lembaga penelitian untuk mengembangkan teknologi ini menjadi lebih sempurna. Sehingga bisa dimanfaatkan nelayan kita agar lebih sejahtera," ucap Jeff menandaskan.

134