Home Politik Siaga 98 Nilai Jokowi Tak Terlibat Minggatnya PKB dari Gerindra ke NasDem

Siaga 98 Nilai Jokowi Tak Terlibat Minggatnya PKB dari Gerindra ke NasDem

Jakarta, Gatra.com – Koordinator Simpul Aktivis (Siaga) 98, Hasanuddin, menilai tidak ada campur tangan Joko Widodo (Jokowi) terkait minggatnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari koalisi Gerindra, Golkar, dan PAN ke koalisi NasDem dan PKS.

“Keputusan PKB mengubah arah koalisi dalam Pemilu Presiden-Wakil Presiden 2024 menunjukkan kemandirian partai politik dalam menentukan sikapnya di luar campur tangan pihak lain,” ujarnya dalam keterangan pada Senin (4/9).

Menurutnya, dengan demikian, anggapan Presiden Jokowi ikut campur tangan atau cawe-cawe tentang koalisi partai tersebut langsung terbantahkan.

Ia menyampaikan, masuknya PKB ke kubu NasDem dan PKS bukan hanya “perkawinan” Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang ditunjuk sebagai Cawapres dengan Anies Baswedan selaku Capres.

Menurut Hasanuddin, masuknya PKB ke kubu NasDem dan PKS yang semula tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Dmokrat, menunjukkan terjadi peleburan selogan dasar perjuangan.

“Koalisi yang sebelumnya dibentuk Partai NasDem, PKS, dan Patai Demokrat menggelorakan perubahan dan sebaliknya, PKB dengan agenda melanjutkan program Pemerintahan Jokowi, pada kenyataannya kini melebur,” ujarnya.

Perkembangan terkini, dengan bergabungnya PKB dengan koalisi bentukan NasDem menunjukan dinamika politik yang terjadi semata-mata hasil dari keputusan politik partai secara mandiri.

“Tentu saja ada yang kecewa dan berbahagia dengan dinamika ini,” ujar Hasanuddin.

Demokarat merasa tidak diajak bicara soal masuknya PKB dan penetapan Cak Imin sebagai Cawapres Anies Baswedan. Sedangkan Gerinda yang semula berada dalam Koalisi Bangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama PKB, menyampaikan, membelotnya PKB merupakan hal biasa dalam politik.

“SIAGA 98 melihat bahwa respons Partai Gerindra dan Prabowo Subianto yang santai dan menyebutnya sebagai dinamika biasa dalam Pemilu Presiden, menunjukkan pengalaman dalam berdemokrasi,” ujarnya.

Hasanuddin menyampaikan, pihaknya mengharapkan semua partai politik (Parpl) segera menyelesaikan pembentukan koalisi dan mengakhiri polemik atau perdebatan soal bubarnya dua koalisi yang telah dibentuk.

“Sudah saatnya para pemilih mendengar apa yang hendak dikerjakan 5 tahun ke depan [dari partai dan koalisinya],” kata dia.

75