Home Lingkungan Pertegas Komitmen ESG Perusahaan, Delta Dunia Group Resmikan BISA Ruang Nuswantara

Pertegas Komitmen ESG Perusahaan, Delta Dunia Group Resmikan BISA Ruang Nuswantara

Jakarta, Gatra.com- PT Delta Dunia Makmur Tbk. (Delta Dunia Group) meresmikan anak usahanya, PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU). Hal ini Sebagai wujud nyata dari komitmennya terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance atau ESG).

Direktur Delta Dunia Group dan Komisaris BIRU, Dian Andyasuri mengatakan, Delta Dunia Group merupakan salah satu perusahaan holding energi di Indonesia sekaligus induk dari beberapa anak perusahaan, di antaranya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia, PT Bukit Technology Digital, dan BIRU.

"Hari ini, kami memperkenalkan dan meresmikan BIRU sebagai entitas sosial inovatif yang didedikasikan untuk pendidikan kejuruan dan pengelolaan daur ulang limbah. Ini sekaligus merupakan bukti komitmen teguh kami terhadap prinsip-prinsip ESG,” ungkap Dian dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (12/9).

Baca juga: SCG Dukung Upaya Net Zero Emission

Mengangkat tema “Pembelajaran untuk Masa Depan yang Berkelanjutan”, peresmian BIRU diharapkan dapat mendukung agenda pembangunan berkelanjutan Pemerintah Indonesia.

Khususnya dalam hal peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) berdaya saing global melalui pendidikan berbasis industri dan pemberdayaan kewirausahaan sosial, sekaligus turut menjaga kelestarian lingkungan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, BIRU menghadirkan dua program andalan, yakni BISA Ruang Vokasi (BRV) dan Karya BISA (KRB) sebagai platform pembelajaran berbasis industri untuk mempercepat sinergi antara sektor pendidikan dan industri.

​​​​​​Baca juga: Skor ESG Delta Dunia Group Terus Meningkat 

Program BISA Ruang Vokasi (BRV) didasarkan pada konsep teaching factory yang menggabungkan proses pembelajaran berbasis industri ke dalam kurikulum pendidikan. Program ini dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan keterampilan dasar pekerja masa depan di lapangan.

Sementara, Program Karya BISA (KRB) mengedepankan kerja sama antara sektor industri, pendidikan dan UKM, dalam mengelola proses daur ulang limbah industri untuk menghasilkan produk ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan operasional industri.

"Di Delta Dunia Group, kami selalu percaya bahwa kunci masa depan berkelanjutan terletak pada integrasi pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola atau ESG yang kuat dalam segala tindakan kami," jelas Dian.

Kehadiran BIRU diharapkan dapat mendorong pendidikan berkelanjutan dengan konsep ‘link and match’ untuk menghubungkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dengan dunia pendidikan.

Baca juga: SCG Dukung Upaya Net Zero Emission

Sekaligus mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta lapangan kerja dan pekerjaan yang layak bagi semua.

Solusi dan ekosistem yang dihadirkan oleh BIRU melalui BRV adalah yang pertama di Indonesia untuk mengakselerasi peningkatan SDM vokasi berkelas dunia. Program ini bekerja sama dengan industri dan diperkuat dengan pemanfaatan aplikasi digital dan teknologi Virtual Reality (VR) yang dapat diakses oleh para siswa se-Indonesia.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional 2023 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), total angkatan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 146,62 juta orang. Dari angka tersebut, sebanyak 7,99 juta tercatat tidak memiliki pekerjaan.

Baca juga: Portofolio ESG Melesat, Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp671,1 triliun

Dari jumlah tersebut, tingkat pengangguran terbuka dengan latar belakang pendidikan sekolah menengah atau sederajat mencapai 8,41 persen atau tertinggi dibandingkan dengan angka pengangguran terdidik dari jenjang pendidikan lainnya.

Perwakilan dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI, Sitti Utami Haryanti, M.Hum mengatakan, salah satu penyebab masih rendahnya penyerapan tenaga kerja terdidik adalah belum adanya link and match atau keselarasan antara sektor pendidikan vokasi dengan dunia industri. Padahal, lulusan vokasi diharapkan memiliki keterampilan dan kesiapan untuk terjun langsung ke dunia kerja sesuai dengan kebutuhan industri.

Untuk mendorong tercapainya keselarasan itu, perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak. "Kami dari Kemendikbud Ristek akan mendorong kolaborasi dalam membangun ekosistem pendidikan dan kebudayaan berbasis lingkungan sosial melalui pendekatan STEAM (science, technology, engineering, art, and mathematics) agar memiliki dampak yang luas serta berkelanjutan," jelasnya.

88