Home Internasional Pasukan Israel Serbu Gaza, Para Menteri Arab Mengutuk Pemboman Berlanjut

Pasukan Israel Serbu Gaza, Para Menteri Arab Mengutuk Pemboman Berlanjut

Gaza, Gatra.com - Pasukan darat Israel terus melakukan serangan besar-besaran ke Gaza semalam, terhadap sasaran Hamas di tengah meningkatnya kemarahan di dunia Arab atas pemboman tanpa henti Israel terhadap wilayah Palestina yang terkepung.

Al-arabiya, Kamis (26/10) melaporkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pasukan Israel masih mempersiapkan invasi darat penuh, sementara AS dan negara-negara lain mendesak Israel untuk menunda tindakan tersebut, karena khawatir hal itu dapat memicu permusuhan di front Timur Tengah lainnya.

Badan PBB yang memberikan bantuan kepada warga sipil Palestina di Gaza mengatakan mereka mungkin harus segera menghentikan operasi jika tidak ada bahan bakar yang mencapai wilayah yang dikuasai Hamas, di tengah kebutuhan yang sangat besar akan tempat tinggal, air, makanan dan layanan medis.

Israel selama hampir tiga minggu telah membombardir Jalur Gaza yang padat penduduknya, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap komunitas Israel. Israel mengatakan Hamas membunuh sekitar 1.400 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Kamis bahwa sudah 7.028 warga Palestina telah tewas dalam serangan udara balasan, termasuk 2.913 anak-anak.

Baca Juga: Serangan Agresi Israel: 7.000 Warga Palestina Tewas, Termasuk 2.913 Anak-anak

Pada hari Rabu, Presiden AS Joe Biden meragukan jumlah korban di Palestina, yang menurut juru bicara militer Israel tidak dapat dipercaya.

Militer belum memberikan penilaian apa pun terhadap mereka dan juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra menolak pernyataan yang mempertanyakan angka tersebut.

Kementerian pada hari Kamis menerbitkan sebuah dokumen yang katanya berisi nama semua korban yang diidentifikasi, dan nomor identitas mereka.

Menurut sebuah video militer dari radio tentara Israel mengatakan militer Israel semalam melancarkan serangan terbesarnya ke Gaza utara dalam perang saat ini. Kendaraan lapis baja melintasi perbatasan yang dibentengi dan meledakkan gedung-gedung.

“Tank dan infanteri menyerang banyak sel teroris, infrastruktur dan pos peluncuran rudal anti-tank,” katanya.

Warga Palestina mengatakan serangan udara Israel kembali menggempur wilayah itu semalam, dan masyarakat di Gaza tengah melaporkan penembakan tank intensif sepanjang malam.

Kecaman Arab

Karena tidak ada tanda-tanda akan berhentinya serangan di Gaza, para menteri luar negeri Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengutuk apa yang mereka sebut sebagai penargetan warga sipil, dan pelanggaran hukum internasional.

Pernyataan bersama mereka mengatakan hak Israel untuk membela diri tidak membenarkan pelanggaran hukum dan mengabaikan hak-hak warga Palestina. Para menteri Arab mengutuk pemindahan paksa dan hukuman kolektif terhadap warga Palestina di Gaza.

Baca Juga: Saling Veto AS dan Rusia soal Perang Israel-Hamas Gagal di DK PBB

Mereka juga mengkritik pendudukan Israel di wilayah Palestina dan menyerukan upaya lebih lanjut untuk menerapkan solusi dua negara, terhadap konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade – sebuah gagasan yang menjadi inti dari upaya perdamaian yang telah lama hampir mati.

“Tidak adanya solusi politik terhadap konflik Palestina-Israel telah menyebabkan berulangnya tindakan kekerasan dan penderitaan bagi rakyat Palestina dan Israel serta masyarakat di wilayah tersebut,” katanya.

Dukungan Israel datang dari pemerintah Eropa

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels pada hari Jumat akan mengirimkan sinyal yang jelas mengenai dukungan terhadap Israel.

“Kami yakin tentara Israel akan menghormati aturan hukum internasional dalam segala tindakannya,” kata Scholz.

Namun dengan kata-kata yang mencerminkan perpecahan di dalam blok tersebut, Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo memperingatkan Israel agar tidak membuat Gaza kelaparan.

“Israel mempunyai hak untuk mengambil tindakan dan mencegah serangan di masa depan,” katanya.

“Tetapi hal itu tidak pernah menjadi alasan untuk memblokir seluruh wilayah, untuk memblokir bantuan kemanusiaan. Hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk membuat masyarakat kelaparan,” tambahnya.

Sandera

Kekhawatiran juga meningkat atas nasib lebih dari 200 sandera yang ditangkap Hamas dalam serangan tanggal 7 Oktober dan dibawa ke Gaza.

Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, mengatakan pada hari Kamis sekitar 50 tawanan tewas di Gaza akibat serangan Israel. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut dan Reuters tidak dapat memverifikasi angka-angka tersebut.

Baca Juga: Parlemen Libya Perintahkan Usir Dubes AS, Inggris, Perancis dan Italia

Hamas mengatakan sekitar 50 tawanan tewas di Gaza akibat serangan Israel, Israel mengatakan ada 224 sandera, yang kehadirannya mempersulit invasi darat Israel. Termasuk sejumlah pemegang paspor asing. Hamas telah membebaskan empat tawanan sejak Jumat.

Seorang perunding Qatar mengatakan kepada Sky News bahwa penghentian pertempuran dapat membantu pembebasan lebih banyak sandera, dalam beberapa hari mendatang.

Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed Al Khulaifi mengatakan: “Ini adalah negosiasi yang sangat, sangat sulit… Dengan pemboman yang terus berlanjut setiap hari, tugas kami menjadi lebih sulit. Namun meski begitu, kami tetap berharap,” katanya.

Lebih banyak korban jiwa
 

Di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, serangan udara Israel menghantam sebuah rumah, menewaskan seorang ibu, ketiga putrinya, dan seorang bayi laki-laki, yang ayahnya menahan jenazahnya di rumah sakit.

“Apakah dia membunuh? Apakah dia melukai seseorang? Apakah dia menangkap seseorang? Mereka adalah anak-anak yang tidak bersalah di dalam rumah mereka,” katanya.

Direktur rumah sakit Nasser di kota selatan Khan Younis, Nahed Abu Taaema, mengatakan 77 jenazah yang tewas dalam serangan udara telah dibawa semalam, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sebagaimana dilaporkan stasiun radio Hamas Al-Aqsa.

Sekitar tengah hari pada hari Kamis, kata pejabat rumah sakit Nasser, Israel mengebom sebuah daerah tidak jauh dari tempat penampungan UNRWA bagi para pengungsi, menewaskan sedikitnya 18 orang.

Baca Juga: Polisi Israel Menutup Masjid Al-Aqsa untuk Jamaah Muslim

Israel mengatakan pasukannya telah menyerang pos peluncuran rudal Hamas di kawasan Khan Younis, yang berada di sebelah masjid dan taman kanak-kanak. Tidak jelas apakah kedua pihak merujuk pada insiden yang sama.

Banyak warga Palestina berlindung di rumah sakit, sekolah, rumah dan kamp pengungsi Khan Younis, serta di jalan setelah Israel memperingatkan mereka untuk meninggalkan rumah mereka di wilayah utara.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan pihaknya sangat membutuhkan bahan bakar untuk mempertahankan operasi kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa di Gaza. Israel menolak mengizinkan bahan bakar masuk bersama pengiriman bantuan, dengan mengatakan bahan bakar itu bisa disita oleh Hamas.

Lebih dari 613.000 orang yang kehilangan tempat tinggal akibat perang tersebut berlindung di 150 fasilitas UNRWA di seluruh wilayah yang hancur.

Persediaan bantuan kemanusiaan sangat sedikit, namun negara-negara besar di PBB gagal menyepakati cara menyerukan penghentian pertempuran agar bisa menyalurkan bantuan dalam jumlah besar.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, berbicara di PBB, mengatakan bahwa jika serangan Israel terhadap Hamas tidak berhenti, Amerika Serikat, “tidak akan terhindar dari serangan ini.”

118