Home Nasional IDI Dorong Penelitian Cacar Monyet dan Sampaikan Enam Rekomendasi

IDI Dorong Penelitian Cacar Monyet dan Sampaikan Enam Rekomendasi

Jakarta, Gatra.com – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mendorong untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut untuk pengendaMpoxlian cacar monyet atau monkey pox (Mpox).

Ketua Umum (Ketum) Pengurus PB IDI, Dr. dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT, dalam keterangan pers diterima pada Senin (30/10), menyampaikan, pihaknya mendorong itu karena banyak pemerintah di kawasan Asia Tenggara yang kurang memperhatikan masalah penelitian ini.

Menurutnya, hal ini menyulitkan organisasi layanan kesehatan untuk menerapkan langkah-langkah pengendalian yang efektif dan melakukan penelitian yang diperlukan mengenai pengobatan dan vaksin.

Selain itu, Mpox sering kali mendapat prioritas rendah dari berbagai organisasi dan tidak dipandang sebagai isu prioritas dibandingkan penyakit lain, seperti HIV/AIDS, tuberkulosis, atau malaria.

Sementara itu, Ketua Satgas MPox IDI, Dr. Hanny Nilasari, Sp DVE, mengatakan, berdasarkan data teranyar kasus cacar monyet di Indonesia per 29 Oktober 2023, PB IDI menyampaikan rekomendasi lanjutan mengenai penanganan kasus Mpox, yakni:

1. Banyak masyarakat yang belum terinformasi dengan baik mengenai apa itu Mpox, diperlukan penyebaran edukasi secara luas kepada masyarakat umum ttg infeksi ini, terutama cara penularan, pencegahan, dan deteksi dini.

2. Lebih dari 90 persen penularan melalui kontak erat dan terutama kontak seksual. Hindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox, tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur, alat mandi dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal, dan lainnya.

3. Untuk populasi risiko tinggi misalnya memiliki multipartner, dan kondisi imunokompromais (autoimun dan penyakit kronis lainnya) sedapat mungkin hindari perilaku yang berisiko. Hubungan seksual harus dilakukan dengan aman menggunakan kondom serta lakukan vaksinasi.

4. Kepada masyarakat umum, terlebih bagi populasi di atas, dianjurkan untuk segera mengunjungi dokter apabila muncul gejala lesi kulit yang tidak khas dan didahului demam.

5. Pada kasus terduga Mpox, perlu dilakukan skrining atau pemeriksaan awal berupa wawancara tentang perkembangan penyakit (anamnesis), pemeriksaan lesi kulit dan organ-organ secara detail dan lengkap (PF), serta pemeriksaan swab yakni pemeriksaan lab khusus dengan mengambil cairan dari lenting atau keropeng atau kelainan kulit.

6. Penyediaan obat antivirus dan vaksin didesentralisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan diberikan atas indikasi serta skala prioritas.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta per 27 Oktober 2023, terdapat 15 orang dengan kasus positif dan 1 kasus sembuh (Agustus 2022). Dari 14 orang kasus positif aktif (positivity rate PCR 44 persen, hampir semua bergejala ringan dan tertular secara kontak seksual. Data tersebut juga menyebutkan bahwa semua pasien tersebut adalah laki-laki usia 25-50 tahun.

Selain itu, data DKI Jakarta juga menyebutkan bahwa terdapat 20 orang dengan hasil PCR negatif, dan 2 orang yang masih menunggu hasil PCR. Dari tanggal 13 Oktober hingga saat ini terdapat 14 orang dengan kasus positif atau terduga positif yang saat ini tengah menjalani isolasi di RS. Kementerian Kesehatan telah menyediakan vaksin MPox yang telah diberikan pada 251 orang dari target 495 orang.

265