Home Internasional Turki Mengutuk Serangan Israel di Rumah Sakit Turki-Palestina di Gaza

Turki Mengutuk Serangan Israel di Rumah Sakit Turki-Palestina di Gaza

Ankara, Gatra.com - Turki mengutuk “dengan keras” apa yang dikatakannya sebagai serangan Israel terhadap rumah sakit Persahabatan Turki-Palestina di Gaza, pada Senin (30/10).

Kementerian luar negeri Turki menyatakan seraya menambahkan bahwa serangan dan blokade terhadap Gaza jelas merupakan pelanggaran hukum internasional.

“Serangan seperti itu tidak dapat dijelaskan mengingat semua informasi yang diperlukan, termasuk koordinat institusi tersebut, yang merupakan satu-satunya rumah sakit kanker di Gaza, telah dibagikan kepada pihak berwenang Israel sebelumnya,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Senin (30/10).

Para pejabat medis mengatakan serangan udara di sekitar rumah sakit utama di Kota Gaza termasuk al-Shifa, al-Quds dan rumah sakit Persahabatan Turki, telah menyebabkan kerusakan.

Ratusan mahasiswa tewas

Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Ilmiah Palestina menyatakan 427 siswa dan 12 staf sekolah di Jalur Gaza dan Tepi Barat tewas sejak dimulainya perang Israel, di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober. Ini menunjukkan bahwa 85% kematian tercatat di Jalur Gaza.

Wafa Palestina melaporkan, Senin (30/10), dalam sebuah pernyataan, kementerian menjelaskan bahwa jumlah korban jiwa sebenarnya kemungkinan akan lebih tinggi akibat pemboman dan pembantaian yang dilakukan pendudukan, sepanjang waktu dan adanya sejumlah besar korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan di Gaza. 

Kementerian mengindikasikan bahwa 11 gedung pendidikan tinggi rusak seluruhnya atau sebagian, termasuk sembilan di Jalur Gaza dan dua di Tepi Barat.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa seluruh proses pendidikan di 19 institusi pendidikan tinggi di Jalur Gaza terganggu, sehingga 88.000 siswa kehilangan pendidikan sejak dimulainya agresi.

Selain itu, telah terjadi gangguan terhadap pembelajaran tatap muka di 34 institusi pendidikan tinggi di Tepi Barat, yang melayani lebih dari 138.800 siswa, sebagai akibat dari kesulitan dan bahaya perjalanan pulang pergi akibat pos pemeriksaan pendudukan dan terus menerus mendapat serangan. 

Kementerian menjelaskan, terdapat ratusan mahasiswa dan staf universitas yang ditahan di Tepi Barat, serta ribuan korban luka di Jalur Gaza, yang jumlahnya belum dapat ditentukan karena kondisi lapangan yang kritis.

Dicatat bahwa informasi dan angka-angka yang disertakan dalam pernyataan ini terus berubah dan meningkat karena agresi yang terus berlanjut terhadap Jalur Gaza dan serangan di Tepi Barat, termasuk Yerusalem.

198