Home Internasional Pemimpin Hizbullah: Israel Tidak akan Pernah Mampu Atasi Badai Al-Aqsa

Pemimpin Hizbullah: Israel Tidak akan Pernah Mampu Atasi Badai Al-Aqsa

Beirut, Gatra.com – Pemimpin Hizbullah yang disegani, Hassan Nasrallah mengatakan apa pun yang dilakukan Israel, mereka tidak akan pernah mampu mengatasi dampak serangan Hamas pada 7 Oktober. Kejadian itu oleh Hamas diberi julukan: Operasi Badai Al Aqsa. 

Hassan Nasrallah mengungkapkan itu dalam pidato pertamanya sejak konflik antara kelompok militan Palestina dan Israel meletus, dikutip Reuters, Jumat (3/11).

Nasrallah juga mengatakan bahwa tujuan yang dinyatakan Israel untuk memusnahkan Hamas tidak dapat dicapai, dan menambahkan bahwa selama sebulan penuh, Israel tidak dapat menawarkan “satu prestasi militer pun.”

Dia menambahkan bahwa operasi Hamas, yang dijuluki Badai Al Aqsa, “100 persen milik Palestina.”

Pemimpin Hizbullah yang didukung Iran ini juga berterima kasih kepada kelompok-kelompok di Yaman dan Irak, karena mengambil bagian dalam pertempuran melawan Israel.

Korban Tewas di Palestina Melonjak 9.299 orang, Lebih 25.000 Orang terluka

Setelah agresi Israel yang menghancurkan rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat, jumlah korban tewas terus meningkat menjadi sedikitnya 9.299 orang, dan lebih dari 25.000 orang terluka, hingga Jumat (3/11). 

Kementerian kesehatan Palestina mengatakan dalam perkembangan dikutip Wafa Palestina, hingga Jumat siang ini (3/11).

Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah kematian di Jalur Gaza telah mencapai 9.155 orang, sementara jumlah korban tewas di Tepi Barat, juga melonjak menjadi 144 orang. Selain itu, kata kementerian itu, 24.000 warga Palestina terluka di Gaza, dan hampir 2.200 orang terluka. lainnya di Tepi Barat.

Pada tanggal 29 Oktober, kata kementerian tersebut, dilaporkan bahwa sekitar 1.950 warga Palestina, termasuk setidaknya 1.050 anak-anak, hilang, dan mereka mungkin terjebak atau mati di bawah reruntuhan, menunggu penyelamatan.  

“Rumah Sakit Persahabatan Turki, yang merupakan satu-satunya fasilitas pengobatan kanker di wilayah tersebut, telah menghentikan operasinya karena serangan udara Israel yang tiada henti dan menipisnya pasokan bahan bakar,” tambah pernyataan itu.

Dari 35 rumah sakit di Gaza, 16 rumah sakit saat ini tidak berfungsi karena pemboman Israel dan menipisnya cadangan bahan bakar.

Kekurangan bahan bakar membuat dokter tidak punya pilihan selain melakukan operasi tanpa anestesi yang tepat, termasuk mereka yang terluka dalam serangan udara dan wanita yang menjalani operasi caesar.

Sejak 7 Oktober, pihak berwenang Israel telah melarang pasien di Gaza meninggalkan wilayah tersebut untuk mencari perawatan di rumah sakit di Yerusalem, dan di wilayah yang diduduki tahun 1948, termasuk sekitar 2.000 pasien yang menderita kanker.

133