Home Regional Harga Cabai Naik Tak Perlu Panik, Mbak Ita Minta Warga Semarang Lakukan Ini..

Harga Cabai Naik Tak Perlu Panik, Mbak Ita Minta Warga Semarang Lakukan Ini..

Semarang, Gatra.com - Dalam rangka mengendalikan harga cabai yang sempat melambung tinggi beberapa waktu lalu, Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu masih rutin melakukan pemantauan dan pengecekan secara intensif ke sejumlah pasar tradisional.

Meski harga cabai di sejumlah pasar Kota Semarang sudah mulai menunjukkan penurunan, Mbak Ita - sapaan akrabnya masih tetap rutin menggelar Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman).

Tercatat, program Pak Rahman sudah digelar sebanyak 124 kali di berbagai titik Kota Semarang.

“Berdasarkan hasil pemantauan harga cabai di beberapa pasar tradisional pada Selasa (7/11) ini sudah mulai menurun. Harga cabai rawit merah sudah turun menjadi Rp 68.000 di Pasar Johar dan MAJT,” kata Mbak Ita.

Harga Cabai pernah melambung tinggi pada Minggu sebelumnya. Tercatat harga cabai rawit merah mencapai Rp75.000. Meski belakangan harganya melambung tinggi, pasokan cabai di Kota Semarang tercukupi.

Menurut Mbak Ita, penyebab harga cabai melambung tinggi lantaran adanya kemarau panjang dan cuaca panas sebagai dampak fenomena El Nino yang menyebabkan panen tidak maksimal sehingga mendorong kenaikan harga.

Dirinya pun mengajak masyarakat untuk tidak panic buying serta tetap aktif menanam cabai melalui urban farming.

"Dengan menanam cabai serta kebutuhan dapur sendiri, harapannya kebutuhan masak memasak dapat kita penuhi. Selain itu, kita juga tidak akan panik atau bingung kalau ada kenaikan harga di pasaran,” ucapnya.

Pemanfaatan lahan, pekarangan sekitar rumah, tabulampot dengan berbagai wadah seperti polybag, wadah-wadah bekas dan lainnya diharapkan mampu menyokong kebutuhan harian masyarakat.

Program urban farming juga selaras dengan gerakan penanaman cabai melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) atau menanam cabai di sekitar pekarangan perumahan yang tengah digalakkan Kementerian Pertanian.

Mbak Ita mencontohkan Kelurahan Bulusan yang merupakan salah satu kelurahan melakukan urban farming.

Dengan memanfaatkan lahan sekitar perkantoran seluas 15 meter, setiap minggunya, dari tiga tanaman cabai yang ada bisa dipanen sebanyak 75 gram.

Sementara itu, Lurah Bulusan, Rukayah menjelaskan, jika pihaknya memulai program urban farming di wilayah kantornya sejak Februari 2023.

"Alhamdulillah hari ini, (Selasa, 7/11) kita panen cabai dan sayur glandir di halaman kantor. Lewat panen kali ini kita ingin mengajak masyarakat supaya bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk dijadikan media urban farming," ujarnya.

Tak hanya menanam cabai, pada lahan tersebut, Rukayah bersama perangkat kelurahan juga menanam sejumlah tanaman sayur seperti tomat, terong dan ketela rambat.

51