Home Internasional Qatar Serukan Penyelidikan Internasional atas Serangan Israel di RS Al-Shifa Gaza

Qatar Serukan Penyelidikan Internasional atas Serangan Israel di RS Al-Shifa Gaza

Doha, Gatra.com - Qatar mendesak penyelidikan internasional terhadap serangan Israel terhadap fasilitas medis di Jalur Gaza, dan mengecam operasi terbaru Israel di Rumah Sakit Al-Shifa yang menargetkan Hamas dengan menyebut tindakan Israel sebagai “kejahatan perang”.

AFP, Rabu (15/11) melaporkan, Kementerian luar negeri Qatar dalam sebuah pernyataan menyerukan penyelidikan internasional yang mendesak, termasuk melibatkan PBB untuk menyelidiki “penargetan rumah sakit oleh tentara pendudukan Israel.”

“Pasukan Israel sebelumnya kemudian menyisir Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, sebelum menarik diri dan mengerahkan pasukannya kembali di sekitar pinggirannya,” kata seorang jurnalis yang terjebak di dalam rumah sakit tersebut kepada AFP.

Israel menuduh militan Palestina menggunakan kompleks tersebut untuk tujuan militer, namun Hamas membantahnya.

Doha menganggap serangan Israel sebagai “kejahatan perang dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.”

Negara Teluk tersebut, --yang memimpin upaya mediasi menuju gencatan senjata dan pembebasan sandera-- menyerukan “komunitas internasional untuk mengambil tindakan cepat dan tegas yang meminta pertanggungjawaban Israel, bertindak sebagai pencegah kejahatan lebih lanjut menargetkan warga sipil.”

Upaya mediasi Qatar sejauh ini telah menghasilkan pembebasan empat dari sekitar 240 sandera yang menurut perkiraan pejabat Israel ditangkap oleh militan Hamas dalam serangan mereka pada 7 Oktober.

Sedangkan Israel menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan itu.

Sebagai tanggapan, Israel melancarkan pemboman tanpa henti dan invasi darat ke Gaza, menewaskan 11.500 orang , sebagian besar juga warga sipil, menurut pejabat di pemerintahan yang dikelola Hamas.

Qatar adalah tempat berkantornya politik Hamas dan merupakan kediaman utama pemimpin kelompok tersebut yang mengasingkan diri, Ismail Haniyeh.

28