Home Kesehatan Kemenkes Sebut Ketahanan Farmasi dan Alkes Rapuh, Masih Impor dari China dan India

Kemenkes Sebut Ketahanan Farmasi dan Alkes Rapuh, Masih Impor dari China dan India

Jakarta, Gatra.com - Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Sundoyo mengatakan ketahanan kesehatan Indonesia, terutama untuk farmasi dan alat kesehatan masih sangat rapuh. Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia masih perlu mengimpor dari luar negeri, terutama dari China dan India.

“Bahkan, untuk bahan baku obat saja misalnya, (untuk) di produksi dalam negeri, belum lagi obat yang diimpor sebagai barang jadi itu lebih dari 90 persen,” ucap Sundoyo dalam diskusi bertema “RPP Kesehatan: Substansi Strategis untuk Mewujudkan Kesehatan Berkeadilan” yang diadakan oleh Asosiasi Analisis Kebijakan Indonesia (AAKI) secara daring, pada Jumat (17/11).

Sundoyo mengatakan, meskipun permintaan obat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah relatif meningkat, ketahanan Indonesia di sektor ini masih rapuh.

“Kita ini rapuh, kenapa? Karena, pelayanan kesehatan lebih dari 60 persen biaya pelayanan kesehatan itu didominasi obat dan Alkes,” jelas Sundoyo.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Namun, jika diperhatikan, India dan China merupakan negara dengan penduduk terbesar di dunia.

“Kita bisa bayangkan gak, suatu saat China dan India ini tiba-tiba pandemi di dalam negaranya. Lalu bahan baku obat untuk kebutuhan dalam negeri (saja), tidak diekspor. Collapse kita,” kata Sundoyo.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan tengah mencari jalan untuk memastikan agar Indonesia dapat lebih mandiri untuk urusan ketersediaan farmasi dan alat kesehatan.

106