Home Politik Jelang Pemilu, Kalangan Muda Perlu Memperdalam Literasi Anti-Hoaks

Jelang Pemilu, Kalangan Muda Perlu Memperdalam Literasi Anti-Hoaks

Jakarta, Gatra.com - Hoaks atau disinformasi menjadi salah satu penyebab munculnya perpecahan masyarkat, khususnya menjelang kontestasi politik seperti pemilihan umum (Pemilu) yang tinggal menunggu beberapa bulan lagi.

Direktur Eksekutif Medialink Ahmad Faisol mengatakan hoaks disinformasi sudah seperti menjadi bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dari politik.

“Catatan dari riset media monitoring yang kita lakukan di 2022-2023, hoax ini masih menjadi persoalan yang harus segera mendapat perhatian serius dari semua stakeholder,” ujarnya dalam diskusi Medialink di Jakarta, Kamis (23/11).

Faisol menjelaskan bahwa kemunculan media sosial menambah massifnya tingkat penyebaran hoax di masyarakat, dan tak hanya dalam isu-isu politik tetapi juga isu lainnya seperti moderasi beragama, radikalisme, kebebasan beragama dan berkeyakinan yang juga merupakan isu strategis.

“Ini kecenderungan umum, dan banyak terjadi di negara-negara lain juga. Tapi kita tidak boleh abai tentang bahaya yang mengancam di baliknya,” lanjutnya.

Media-media sosial tersebut yang secara kategori menjadi media baru memiliki karakter partisipatif dan berjejaring, sehingga menjadi medium paling efektif dalam penyebaran hoaks karena siapa pun dapat mengirim pesan dan informasi tanpa dapat dicegah atau disensor oleh pihak manapun.

Generasi muda menjadi konsumen yang paling banyak menggunakan new media dan menjadikan platform ini sebagai alat untuk mencari informasi. Pengguna media sosial terbanyak berasal dari kalangan usia 20-29 tahun yang merupakan generasi milenial dan centenial (Gen Z) dan menjadi ceruk suara terbesar pada Pemilu 2024.

Faisol menegaskan, bila hoax dalam politik tak segera diseriusi bukan tak mungkin akan mengancam kualitas pesta demokrasi.

“Hoaks tak hanya merusak akal sehat calon konstituen, namun juga berpotensi mendelegitimasi proses penyelenggaraan pemilu, dan lebih parah lagi, mampu merusak kerukunan masyarakat yang mengarah ke disintegrasi bangsa,” tegasnya.

Untuk itu, Medialink memandang pentingnya untuk menciptakan mekanisme positif bagi kalangan muda agar dapat membentengi diri dari kemunculan berita-berita bohong, ternasuk hoax politik.

“Kita tergerak untuk memberi literasi kepada kelompok muda agar mereka memiliki kemampuan memilah dan memilih mana berita yang benar dan mana yang keliru." ujarnya.

"Termasuk yang di dalamnya mereka dapat menjadi agen-agen perubahan positif di masyarakat” tambahnya.

41