Home Internasional Gencatan Senjata Berakhir, Israel Melancarkan Serangan Udara ke Gaza

Gencatan Senjata Berakhir, Israel Melancarkan Serangan Udara ke Gaza

Gaza, Gatra.com - Israel melancarkan puluhan serangan udara di Jalur Gaza,  setelah gencatan senjata sementara dengan Hamas berakhir pada Jumat pagi (1/12).

Al-arabiya mnelaporkan, kementerian kesehatan Palestina menyebut setidaknya enam orang tewas dalam serangan itu dan puluhan lainnya terluka sejauh ini.

Media Palestina melaporkan serangan udara dan artileri Israel di wilayah kantong tersebut setelah gencatan senjata berakhir, termasuk di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa jet-jetnya menyerang sasaran Hamas di Gaza.

Gambar di media sosial menunjukkan kepulan asap hitam membubung di atas kamp Jabalia, yang padat di Gaza.

“Daerah dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, dan sebuah rumah di Kota Gaza juga menjadi sasaran serangan tersebut,” kata seorang koresponden Al Arabiya.

Pemboman tersebut juga menargetkan kota Abasan di Khan Yunis.

Ratusan ribu warga Palestina mencari perlindungan di wilayah selatan yang dianggap Israel sebagai zona aman. Selama gencatan senjata, militer Israel juga mencegah warga Gaza kembali ke rumah mereka, di bagian utara wilayah kantong tersebut.

Pertempuran sengit yang dilaporkan di Gaza terjadi ketika militer Israel menyatakan telah melanjutkan operasi tempur melawan Hamas setelah menuduh kelompok militan Palestina melanggar gencatan senjata dengan melepaskan tembakan ke arah wilayah Israel.

Jeda tujuh hari, yang dimulai pada 24 November dan diperpanjang dua kali, memungkinkan terjadinya pertukaran puluhan sandera yang ditahan di Gaza dengan ratusan tahanan Palestina dan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke jalur pantai.

Satu jam sebelum gencatan senjata berakhir pada pukul 7 pagi (05.00 GMT), Israel mengatakan pihaknya mencegat sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza.

“Sirene peringatan roket terdengar lagi di wilayah Israel dekat Gaza hanya beberapa menit sebelum batas waktu,” kata militer.

Belum ada komentar langsung dari Hamas atau pihak yang mengaku bertanggung jawab atas peluncuran tersebut.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai tanggapan atas serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober, ketika Israel mengatakan orang-orang bersenjata membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang.

Israel membalas dengan pemboman hebat dan invasi darat yang telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk ribuan anak-anak.

Blinken menyerukan zona aman

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis mendesak Israel untuk menciptakan zona aman bagi warga sipil Palestina di Gaza sebelum melanjutkan “operasi militer besar-besaran”, di wilayah yang dikuasai Hamas.

“Israel harus menerapkan rencana perlindungan kemanusiaan sipil yang meminimalkan korban lebih lanjut terhadap warga Palestina yang tidak bersalah,” katanya kepada wartawan di Tel Aviv. 

“Termasuk dengan secara jelas dan tepat menentukan wilayah dan tempat di Gaza selatan dan tengah, di mana mereka bisa aman dan keluar dari wilayah garis api,” tambahnya.

Dia mengatakan melindungi warga sipil berarti menghindari “pengungsian signifikan warga sipil di dalam Gaza” serta “kerusakan terhadap kehidupan (atau) infrastruktur penting seperti rumah sakit, pembangkit listrik, dan fasilitas air.”

“Dan itu berarti memberi warga sipil yang mengungsi di Gaza selatan pilihan untuk kembali ke utara segera setelah kondisinya memungkinkan,” katanya.

“Seharusnya tidak ada perpindahan internal yang berkepanjangan,” katanya.

Israel Bombardir sejumlah wilayah di Gaza, Korban Berjatuhan

Koresponden WAFA melaporkan bahwa dua bayi perempuan dari keluarga Baltaji dan Lulu tewas secara tragis akibat serangan udara Israel yang menargetkan lingkungan Assqoula dan Shujaeya di Kota Gaza. 

Selain itu, sekitar 20 warga sipil terluka, dan dilarikan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli akibat pemboman Israel yang sedang berlangsung, di beberapa wilayah di Kota Gaza.

Dalam insiden memilukan lainnya, empat warga tewas, dan beberapa lainnya terluka ketika serangan udara Israel menargetkan rumah keluarga Adwan di pasar barat Rafah, yang terletak di selatan Gaza.

Sementara itu, artileri Israel melancarkan beberapa serangan terhadap rumah-rumah warga sipil di bagian barat Kota Gaza, sementara pasukan pendudukan menembakkan senapan mesin berat di berbagai lingkungan. 

Wilayah barat Kota Gaza, khususnya Al-Nasr, Tal Al-Hawa, Sheikh Radwan, dan wilayah Sheikh Ajleen, terkena dampak terberat dari tembakan dan tembakan artileri Israel.

Serangan lebih lanjut termasuk serangan udara Israel yang menargetkan kota Abasan di timur Khan Yunis di Gaza selatan, serta pemboman artileri di timur Kegubernuran Pusat dan Khan Yunis di selatan.

Dilaporkan juga bahwa pesawat Israel menargetkan sebuah rumah di daerah Abu Iskandar barat laut Kota Gaza, mengakibatkan dua wanita dan dua anak terluka. 

Selain itu, serangan udara menghantam sebuah rumah milik keluarga Ajla di daerah Assqoula di lingkungan Zaytoun di Kota Gaza.

Dalam serangkaian serangan tanpa pandang bulu lainnya, pesawat tempur Israel menargetkan sebuah rumah di kamp pengungsi Yibna di Rafah, Gaza selatan. 

Sementara itu, pemboman angkatan laut dan artileri dilaporkan terjadi di sepanjang pantai Kota Gaza, Nuseirat, Zawayda, dan wilayah timur dan barat Gaza tengah.

Serangan udara intensif juga dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di beberapa wilayah utara Gaza, bertepatan dengan penembakan artileri secara acak terhadap sebagian besar lingkungan di Kota Gaza, serta wilayah utara dan tengah.

Sementara itu, sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza selatan, menjadi saksi beberapa serangan udara Israel.

Selain itu, pesawat tempur Israel melancarkan serangkaian serangan udara intensif di kamp pengungsi Nuseirat dan Maghazi, keduanya terletak di Jalur Gaza tengah.

Wafa mencatat peningkatan kehadiran pesawat pengintai Israel yang terbang secara luas di sebagian besar wilayah Jalur Gaza.

Setidaknya 15.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil tak berdosa, termasuk lebih dari 6.500 anak-anak dan lebih dari 3.000 wanita, telah terbunuh sejak dimulainya kampanye genosida Israel di Gaza pada 7 Oktober.

86