Home Ekonomi Kolaborasi BI dan RedDoorz Tumbuhkan Industri Pariwisata dan Perhotelan NTB

Kolaborasi BI dan RedDoorz Tumbuhkan Industri Pariwisata dan Perhotelan NTB

Mataram, Gatra.com - Sebanyak lebih dari 20 pengelola Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) dan tiga Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah mendapatkan pelatihan digital marketing di bidang perhotelan yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama RedDoorz didukung oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah dan ITDC Mandalika.

Sarhunta merupakan program bantuan “bedah rumah” penduduk hasil kolaborasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). “Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hunian masyarakat agar layak huni, dan menjadi tempat usaha homestay di kawasan pariwisata,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Winda Putri Listya, menilai pelatihan pemasaran digital sangat dibutuhkan oleh para pengelola Sarhunta agar mereka bisa bersaing di industri perhotelan. “Dengan pemasaran digital, pengelola Sarhunta dapat menjangkau target audiens yang lebih luas dan secara spesifik, mulai dari demografi, minat, hingga preferensi perjalanan. Ini memungkinkan mereka untuk menyampaikan pesan yang lebih tepat kepada calon tamu potensial melalui media sosial,” Winda menjelaskan.

Di kesempatan yang sama, Head of Direct Business RedDoorz, Angga Warella menyatakan, sektor perhotelan di era digital terus berkembang, dan perilaku konsumen dalam mencari informasi dan melakukan reservasi juga terus berubah. “Menguasai digital marketing memungkinkan pengelola Sarhunta untuk tetap adaptif terhadap tren baru dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik sehingga pengelola Sarhunta dapat meningkatkan jumlah reservasi homestay miliknya secara signifikan,” katanya.

Angga menambahkan, sebagai homestay, Sarhunta di Lombok Tengah telah memiliki daya tarik sendiri untuk dipasarkan secara digital. Beberapa bangunannya mengusung konsep kearifan lokal dengan menampilkan desain rumah adat NTB yang beratapkan jerami serta penambahan ornamen tanaman sebagai penghias. “Karena dalam pemasaran digital, tampilan yang menarik bisa memikat calon tamu untuk melakukan reservasi,” ucapnya.

Pelatihan pemasaran digital di Lombok Tengah merupakan bentuk kelanjutan dari kolaborasi antara Bank Indonesia NTB dan Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah bersama RedDoorz yang sudah terjalin sejak 2022. RedDoorz sebagai platform akomodasi perhotelan terkemuka di Asia Tenggara saat ini telah membantu pengelola Sarhunta di empat desa di antaranya Desa Kuta, Desa Sengkol, Desa Sukadana, Desa Bilebante, serta Asosiasi Desa Wisata (ASDEWI) NTB dalam memudahkan pemasaran homestay sekaligus memperluas jangkauan calon tamu di seluruh Indonesia melalui platform aplikasi dan website RedDoorz.

Konsultan Pengembangan UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. NTB, Muhammad Baidowi menyampaikan, tantangan yang dihadapi pengelola sarhunta saat ini, yakni bagaimana pengelola sarhunta dapat memanfaatkan perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan pemasaran serta penguatan kelembagaan kelompok masyarakat agar dapat mendorong sustainability bisnis sarhunta yang berada di kawasan pariwisata strategis.

Hal senada disampaikan Head of Government Relations RedDoorz, Gusti Raganata bahwa sebagai destinasi super prioritas, sektor pariwisata di NTB akan terus tumbuh dan para pelaku industri perhotelan di tingkat lokal harus semakin meningkatkan kompetensinya untuk bisa bersaing. “Semoga dengan kolaborasi ini, kami dapat terus memberikan efek positif bagi pertumbuhan ekonomi pariwisata di NTB,” tutup Gusti.

64