Home Gaya Hidup Bersatu dalam Keanekaragaman di Pasar Senggol Grand Candi Hotel Semarang

Bersatu dalam Keanekaragaman di Pasar Senggol Grand Candi Hotel Semarang

Semarang, Gatra.com - Festival Budaya dan Kuliner Kota Semarang, Pasar Senggol kembali digelar di Grand Candi Hotel Semarang, Minggu (10/12).

Berlokasi di Kafe Flamboyan Grand Candi Hotel, Pasar Senggol kali hadir secara berbeda karena seluruh pengunjung dan pengisi acara mengenakan pakaian kebaya dan pakaian costum pop kultur korea.

Ratusan pengunjung tampak memadati event Pasar Senggol yang mengusung tema “Bersatu dalam keanekaragaman”, karena tak hanya mengangkat budaya Indonesia, namun juga terdapat budaya pop culture Korea yang bersatu dalam satu festival.

Baca Juga: Harmoni Ragam Budaya di Pasar Senggol Grand Candi Hotel Semarang

Berkolaborasi dengan Oraenmaniya yang merupakan komunitas pecinta Pop Culture Jepang dan Korea di Kota Semarang. Acara dibuka dengan fashion show cosplayer yang mengenakan berbagai kostum dari berbagai karakter karakter film, komik korea, dan karakter animasi dari. Puluhan cosplayer sangat semangat untuk menampilkan kostum yang mereka kenakan didepan  pengunjung Pasar Senggol. 

Selain itu, acara ini turut dimeriahkan dengan penampilan spesial dari Satrio, Juna, SSqueen, goodgirls, skadetea yang membawakan beberapa  modern dance dan penampilan DJ dari Doubleslash yang merupakan komunitas DJ yang memiliki ciri khas membawakan lagu bertema Korea dan Jepang.

Public Relations Grand Candi Hotel, Adrian Reynald menjelaskan bahwa tujuan dari Pasar Senggol di bulan ini bukan hanya sebagai tempat rekreasi semata, namun juga wadah untuk berkumpulnya berbagai komunitas yang ingin menampilkan keahlian dan bakatnya.

“Salah satunya dari Oraenmaniya yang merupakan komunitas pecinta pop culture Korea dan Jepang,” katanya.

Komunitas pecinta Pop Culture Jepang dan Korea di Kota Semarang ikut meramaikan Pasar Senggol Grand Candi Hotel Semarang. (Dok. Grand Candi Hotel Semarang)

Setelah cosplay fashion show, pengunjung yang didominasi Gen Z diajak untuk menyaksikan talk show bertajuk “Kiprah Perempuan Jawa dari sudut pandang Antropologis” dengan pembicara Dr.Eko Punto Hendro, MD.

Topik ini membahas pentingnya peran perempuan Jawa dalam masalah ekonomi, baik dalam bisnis maupun dalam kehidupan berumah tangga dari jaman dulu hingga sekarang. 

Selain itu,  Dr.Eko Punto Hendro, MD menyampaikan pesan bagi para perempuan untuk menambah kemampuan dalam ilmu pengetahuan. “Pada zaman sekarang yang paling penting adalah pendidikan. Perempuan harus menempuh pendidikan setinggi-tingginya agar bisa menjaga diri,” terangnya.

Tak hanya penampilan pop culture korea, terdapat penampilan kebudayaan tradisional Indonesia dari Komunitas Diajeng, yaitu Jembrengan Jarik atau peragaan busana tradisional. Pada saat peraga melakukan catwalk, moderator akan menjelaskan jenis batik atau busana yang sedang dipertunjukkan.

Salah satu pengunjung, Tiara (18) menceritakan kebahagiaanya ketika mengikuti kegiatan Pasar Senggol. Dia mengaku baru mengetahui bahwa gambar pada batik bukan hanya sebagai hiasan semata, namun menunjukkan adanya emosi serta sejarah yang berbeda antara motif satu dengan yang lainnya.

Adrian Reynald menambahkan, Grand Candi Hotel selalu terbuka dengan kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan. “Penyelenggaraan Pasar Senggol secara rutin merupakan aksi nyata komitmen dari Grand Candi Hotel untuk berpartisipasi aktif dalam pemberdayaan kebudayaan lokal,” jelasnya.

Festival ini diakhiri dengan Noraebang atau karaoke bersama seluruh fandom idol k-pop yang menyanyikan berbagai lagu k-pop. Noraebang di Pasar Senggol semakin menarik karena banyak fandom yang totalitas saat datang ke acara ini. Mulai dari pemilihan outfit hingga membawa properti lightstick, mereka bergaya seolah-olah sedang bersiap datang ke konser idol mereka.

Tak hanya disuguhi berbagai pertunjukan, Pasar Senggol menjadi rumah bagi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Grand Candi membuka kesempatan bagi pelaku UMKM untuk menjajakan produk mereka di Pasar Senggol. Seperti berbagai macam asesoris, dimsun, gantungan kunci telur gulung, dessert box, cookies dan masih banyak lagi lainnya. 

Adrian Reynald menjelaskan  harapanya Pasar Senggol terus hadir untuk masyarakat Semarang dengan kegiatan-kegiatan yang menghibur dan positif. 

“Pasar Senggol juga menjadi perkenalan untuk masyarakat Semarang untuk Grand Candi Hotel Semarang, bahwa untuk wisata kebudayaan dan kuliner di hotel bintang lima itu tidak harus menguras dompet,” tandasnya.

79