Home Internasional Akhirnya Israel Jawab Tudingan Afrika Selatan

Akhirnya Israel Jawab Tudingan Afrika Selatan

The Hague, Gatra.com - Israel mengatakan bahwa Afrika Selatan telah memutarbalikkan kebenaran dalam kasusnya di Mahkamah Internasional, di mana Afrika Selatan menuduh Israel melakukan genosida.

Afrika Selatan telah memberikan "gambaran kontrafaktual yang luas" mengenai konflik Israel-Palestina, kata pengacara Israel, Tal Becker, kepada ICJ.

Afrika Selatan mengatakan bahwa Israel melakukan genosida terhadap Palestina dalam perangnya di Gaza. Afrika Selatan juga meminta pengadilan untuk memerintahkan Israel untuk menghentikan aktivitas militernya.

ICJ adalah pengadilan tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Putusannya secara teoritis mengikat secara hukum bagi pihak-pihak yang menjadi anggota ICJ - termasuk Israel dan Afrika Selatan - namun tidak dapat dipaksakan.

Israel memberikan pembelaannya kepada pengadilan sehari setelah Afrika Selatan mengajukan kasusnya, seperti dilaporkan laman BBC.

Di luar arena pertarungan hukum di ICJ, polisi telah membuat penjagaan untuk memastikan kelompok-kelompok yang berseteru tetap berjauhan.

Di satu sisi, bendera-bendera Palestina dikibarkan di bawah layar besar yang menyiarkan siaran langsung dari ruang sidang. Spanduk-spanduk dibentangkan dengan gambar Nelson Mandela, merujuk pada kesamaan yang dibuat oleh tim pengacara Afrika Selatan antara situasi di Gaza dan era apartheid di Afrika Selatan.

Beberapa ratus meter jauhnya, sebuah meja Sabat simbolis telah diletakkan. Foto-foto telah ditempelkan di bagian belakang kursi-kursi kosong. Foto-foto tersebut menunjukkan beberapa dari lebih dari 130 warga Israel yang masih disandera oleh Hamas.

Afrika Selatan menegaskan bahwa Israel melanggar Konvensi Genosida 1949, di mana kedua negara merupakan penandatangannya, dan yang mewajibkan para pihak untuk mencegah terjadinya genosida.

Dalam pidato pembukaannya pada hari Jumat, Tal Becker mengatakan kepada pengadilan bahwa meskipun penderitaan warga sipil itu "tragis", Hamas berusaha "memaksimalkan kerugian warga sipil baik bagi warga Israel maupun Palestina, bahkan ketika Israel berusaha meminimalkannya".

Afrika Selatan, katanya, "dengan sangat disesalkan telah memberikan gambaran faktual dan hukum yang sangat menyimpang di hadapan pengadilan, [dan] keseluruhan kasusnya bergantung pada deskripsi yang sengaja dibuat, didekontekstualisasi, dan manipulatif tentang realitas permusuhan saat ini."

Pada hari Kamis, 17 hakim pengadilan mendengarkan advokat dari Pengadilan Tinggi Afrika Selatan, Tembeka Ngcukaitobi, yang menjelaskan bagaimana "niat genosida" Israel terlihat jelas "dari cara serangan militernya".

Israel memiliki rencana untuk "menghancurkan" Gaza, katanya, yang "telah dipelihara di tingkat tertinggi negara".

Adila Hassim, yang juga mewakili Afrika Selatan, mengatakan kepada pengadilan bahwa "setiap hari terjadi kehilangan nyawa, harta benda, martabat, dan kemanusiaan yang tidak dapat diperbaiki bagi rakyat Palestina".

"Tidak ada yang bisa menghentikan penderitaan ini, kecuali perintah dari pengadilan ini."

33