Home Pemilu 2024 Survei Roy Morgan: Elektabilitas Ganjar Jauh Tinggalkan Anies

Survei Roy Morgan: Elektabilitas Ganjar Jauh Tinggalkan Anies

Jakarta, Gatra.com - Lembaga Survei yang berbasis di Australia, Roy Morgan merilis temuan hasil survei terbaru elektabilitas calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 di Indonesia. Temuan survei Roy Morgan menunjukkan elektabilitas Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo terpaut jauh berada di atas Capres Nomor Urut 1, Anies Baswedan.

Roy Morgan mencatat elektabilitas Ganjar bertengger di angka 3%, berada di atas Anies yang hanya 24%. Sedangkan posisi puncak diisi Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto dengan perolehan angka 43%.

“Prabowo unggul telak atas penantangnya Ganjar Pranowo dengan 30% (turun 8 poin) dan Anies Baswedan dengan 24% (turun 1 poin). Keduanya (Ganjar dan Anies) masih bersaing untuk menempati posisi kedua,” kata Direktur Roy Morgan Indonesia, Ira Soekirman lewat keterangan hasil survei, dikutip Jumat (2/2).

Survei Roy Morgan memotret bahwa Ganjar masih merajai Jawa Tengah. Provinsi yang terkenal sebagai basis massanya PDIP ini, elektabilitas Ganjar moncer. Ganjar mendulang 56% elektabilitas di provinsi ‘kandang banteng’ tersebut.

“Di Jawa Tengah, provinsi asal Ganjar, kandidat dari PDIP ini tetap unggul dengan perolehan suara sebesar 56%, jauh di atas Prabowo (40%) dan Anies tertinggal jauh dengan hanya memperoleh 4%,” katanya.

Partai utama pengusung Ganjar, PDIP juga masih menjadi partai politik (parpol) nomor wahid dalam elektabilitas. Roy Morgan merekam bahwa elektabilitas PDIP bertengger di angka 26,5%.

“Kalau bicara soal pemilu legislatif, Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) dengan lebih dari seperempat dukungan (26,5%) masih memimpin, meskipun angka ini turun sebesar 8% sejak kuartal September 2023,” katanya.

“Dukungan terhadap peringkat kedua Gerindra (partai Prabowo) melonjak, naik 5% poin menjadi 21,5%,” sambungnya.

Survei Roy Morgan dilakukan pada Oktober-Desember 2023 dengan melibatkan 2.561 pemilih berusia 17 tahun ke atas. Jajak pendapat dilakukan di seluruh Indonesia dengan metode wawancara tatap muka di 17 provinsi. Tingkat kesalahan survei dipatok di angka kurang lebih 2,1%.

113