Home Pemilu 2024 Ganjar: Kita Musti Lawan Politik Dinasti

Ganjar: Kita Musti Lawan Politik Dinasti

Jakarta, Gatra.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menegaskan Indonesia harus melawan politik dinasti. Ganjar mengatakan, pernyataan-pernyataan dari pihak yang berusaha melanggengkan kekuasaan telah melukai rakyat Indonesia.

“Kita musti melawan politik dinasti itu yang didukung oleh mereka yang statementnya sangat terbuka menguasai sepertiga kekayaan Indonesia. Sungguh-sungguh rakyat merasa terluka dengan statement itu,” ucap Ganjar Pranowo saat memberikan pernyataan penutup dalam debat kelima di JCC, Jakarta, Minggu (4/2).

Tidak hanya itu, Ganjar menegaskan, rakyat perlu melawan politik dinasti yang menaruh kepentingan keluarga daripada kepentingan bangsa dan negara.

Menurut Ganjar, gejolak dan kekecewaan masyarakat terhadap upaya-upaya melanggengkan kekuasaan sudah mulai terlihat.

“Hari ini kampus berbicara, masyarakat sipil berbicara. Dan, kita sedang diingatkan agar track demokrasi bisa berjalan dengan baik. Dan, jangan biarkan KKN subur kembali di Indonesia,” lanjut Ganjar.

Ia menegaskan, hukum juga harus ditegakkan supaya masyarakat tidak lagi kecewa kepada pemerintah hingga akhirnya menjadi apatis.

Dalam pernyataan penutupnya, Ganjar memang tidak secara eksplisit menyebutkan pihak-pihak yang bersangkutan. 

Namun, seperti yang diketahui, kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir, Boy Thohir pernah terang-terangan menyatakan sejumlah pengusaha yang menyumbang sepertiga dari perekonomian Indonesia, merupakan pendukung pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran.

“Mulai dari Djarum Grup, Sampoerna Grup, Adaro Grup, siapa lagi, pokoknya grup-grup semua ada di sini. Ada Ninin the richest wanita in Indonesia dan semuanya Pak,” ucap Boy Thohir dalam acara Relawan Erick Thohir Alumni Amerika Serikat di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (22/1) lalu.

Meski demikian, hampir semua perusahaan yang disebutkan Boy Thohir telah memberikan pernyataan bahwa pada intinya, pernyataan Boy adalah pendapat pribadinya.

30