Home Ekonomi Cuan dari Aksesoris Pernikahan, Kerajinan Bantul Diminati untuk Perkawinan Adat Berbagai Daerah

Cuan dari Aksesoris Pernikahan, Kerajinan Bantul Diminati untuk Perkawinan Adat Berbagai Daerah

Bantul, Gatra.com - Perajin aksesoris pengantin di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku kebanjiran pesanan dari berbagai daerah. Sempat terhenti karena pandemi, saat ini pesanan aksesoris untuk pernikahan adat mendominasi penjualan.

Berada di RT 5 Dusun Krapyak Wetan, Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, sentra kerajinan aksesoris manten ini hadir sejak 2015 dan hari ini tercatat enam perajin yang berproduksi.

Pemilik Eeng Production, Sukijan, menyatakan usai pandemi Covid-19 pesanan dari berbagai daerah seperti Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur mulai berdatangan.

“Sampai saat ini pesanan terus masuk dan kita tidak sempat memiliki stok. Minggu-minggu ini kita harus mengirimkan pesanan untuk aksesoris pernikahan tradisional Minangkabau yang dipenuhi banyak motif dan berukuran besar,” jelas Sukijan, Jumat (16/2).

Dibantu dua belas tenaga kerja, Eeng Production lebih banyak memproduksi aksesoris yang desainnya sudah ditentukan pemesan. Menurutnya, desain-desain berbagai motif aksesoris ini sebagian besar sudah dimodifikasi agar lebih menarik.

Menggunakan bahan baku tembaga dan kuningan yang didapatkan dari berbagai pengepul barang bekas di Yogyakarta, proses pembuatan aksesoris membutuhkan waktu lama dalam pemasangan manik-manik sebelum dipoles untuk menghasilkan warna emas, putih, dan kehitam-hitaman.

“Paling banyak yang kami produksi itu aksesoris manten seperti mentul, kalung, cincin, giwang, dan bros,” jelasnya.

Sukijan mengaku harga yang ditetapkan sangat bervariatif tergantung dari besaran ukuran, motif yang dikerjakan, dan penggunaan manik-manik hiasnya.

Harga dimulai dari Rp45.000 per biji sampai ada yang mencapai Rp4,5 juta untuk satu set aksesoris manten adat lengkap. Usai pandemi, dirinya mengaku omzet yang masuk di kisaran Rp35 juta per bulan.

“Pembeli yang memesan ke kami kebanyakan didominasi oleh perias manten, lembaga-lembaga pelatihan, dan organisasi penyelenggara pernikahan,” ujarnya.

Melihat perkembangan perajin aksesoris manten di Bantul, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Emi Masruroh menyatakan pihaknya akan meminta pemerintah daerah untuk memberikan dukungan agar ketersediaan pasar tetap terjaga.

“Mungkin bisa dari sisi hukum, di mana setiap desain atau motif dari aksesoris manten yang diproduksi memiliki hak cipta, sehingga tidak mudah ditiru pesaing dan qqmemiliki harga jual tidak jatuh atau murah,” katanya.

Keberadaan sentra perajin aksesoris manten ini menurutnya akan mendukung pengembangan pesisir selatan yang sekarang menjadi jalur wisatawan.

50