Home BUMN Eka Suhendra Dilantik Jadi Direktur Perencanaan Bisnis PIS, Lanjutkan Percepatan Pengembangan Bisnis

Eka Suhendra Dilantik Jadi Direktur Perencanaan Bisnis PIS, Lanjutkan Percepatan Pengembangan Bisnis

Jakarta, Gatra.com- PT Pertamina (Persero) selaku pemegang saham mayoritas PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjuk Eka Suhendra untuk menjadi Direktur Perencanaan Bisnis PIS. Eka Suhendra menggantikan posisi Wisnu Medan Santoso yang resmi menjadi SVP of Business Development PT Pertamina (Persero) per Januari lalu.

Penunjukan Eka ini sekaligus melanjutkan rencana strategis PIS dalam percepatan pengembangan bisnis untuk menjadi perusahaan perkapalan dan logistik maritim yang diperhitungkan di kancah dunia.

Baca juga: Gencarkan Program Eksplorasi, Ini Strategi PHE

Sebelumnya, Eka berkarir di  selama 23 tahun di Pertamina dengan posisi terakhir sebagai VP Controller PT Pertamina Patra Niaga (PPN).

“Saya berterima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh PIS, semoga kehadiran saya ini bisa memberikan warna baru dan kesuksesan bagi perusahaan ke depannya,” ujar Eka dalam pelantikannya di PIS, Selasa (20/2).

CEO PIS Yoki Firnandi menekankan peran krusial posisi direktur perencanaan bisnis dalam memastikan apa yang diijalankan perusahaan telah sesuai dengan roadmap bisnis.

Baca juga: BloombergNEF Summit 2024: Aksi Nyata PIS Dorong Dekarbonisasi di Industri Maritim

“Posisi ini memastikan kecepatan pengembangan bisnis PIS tidak hanya di bisnis perkapalan tapi juga sektor logistik maritim lainnya seperti terminal energi, jasa lainnya yang dikelola oleh anak usaha PIS yakni Pertamina Trans Kontinental dan Pertamina Energy Terminal,” ungkapnya.

PIS, kata Yoki, dalam beberapa tahun terakhir telah mencatat sejumlah prestasi berkat agresivitas ekspansi bisnis, sehingga bisa melampaui target yang ditetapkan. 

​​​Baca juga: Pertamina Patra Niaga JBT Terjun Cepat Kirimkan Bantuan Bright Gas dan Logistik untuk Banjir Demak

“PIS dalam setahun ini telah melaju 100 km/jam, sekarang harus lebih cepat lagi 200 km/jam. Artinya speed-nya harus dobel, terutama dalam hal agility, response, dan adaptability terhadap potensi perkembangan dunia bisnis,” tutup Yoki.

47