Home Regional Tekan Kenaikan Harga Jelang Ramadan, BI dan TPID Jateng Gelontorkan Beras 24 Ton

Tekan Kenaikan Harga Jelang Ramadan, BI dan TPID Jateng Gelontorkan Beras 24 Ton

Semarang, Gatra.com - Guna menekan kenaikan harga beras menjelang Ramadan, Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Provinsi Jawa Tengah mengelontorkan beras sebanyak 24 ton.

Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, beras sebanyak 24 ton disalurkan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) di beberapa daerah. “Gerakan Pangan Murah sebagai respon atas perkembangan harga bahan pangan, terutama beras yang meningkat menjelang Ramadan di sejumlah daerah,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/3).

Gerakan Pangan Murah (GPM) digelar digelar serentak di beberapa daerah yakni di Kota Semarang, Solo, Kabupaten Batang, Kabupaten Banyumas, dan Cilacap pada Jumat (8/3).

Di Semarang, GPM digelar Kantor Kecamatan Gayamsari dengan menjual sebanyak delapan ton beras dengan harga Rp52 ribu per sak ukuran 5 Kg atau Rp10.400 per kilogram.

Selain beras juga ada beberapa bahan pangan antara lain telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, gula pasir, tepung, daging ayam, aneka daging sapi, aneka ikan frozen, dan sayuran

“Harga bahan pangan dalam GPM berkisar antara Rp10.400-Rp13.000/kg untuk beras, Rp28.000/kg untuk telur ayam ras, Rp28.000/kg untuk bawang merah, Rp38.000/kg untuk bawang putih, dan Rp14.000/liter untuk minyak goreng,” ujarnya.

Rahmat menambahkan masyarakat tak hanya berbelanja bahan pangan dengan harga murah, tapi juga memperoleh edukasi sekaligus pengalaman bertransaksi secara digital menggunakan QRIS untuk belanja cabai Rp5.000 per bungkus.

“Ke depan, GPM serentak juga akan dilaksanakan pada 15 Maret dan 2 April 2024. Gerakan yang diselenggarakan secara masif ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mempersiapkan kebutuhan pangan selama Ramadan dan Idulfitri dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.

Melalui upaya ini, imbuh Rahmat, diharapkan inflasi di Jawa Tengah dapat semakin terkendali dan berada dalam kisaran 2,5%±1% pada 2024.

118