Home Internasional Ketua Hamas: Masih Terbuka Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

Ketua Hamas: Masih Terbuka Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

Gaza, Gatra.com - Ketua Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa kelompok militan Palestina masih terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Israel, setelah mediator sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata Ramadan dalam perang Gaza.

“Saya katakan dengan jelas bahwa pihak yang memikul tanggung jawab atas tidak tercapainya kesepakatan adalah pendudukan (Israel)... Namun, saya katakan bahwa kami terbuka untuk melanjutkan perundingan,” kata Haniyeh dalam pidatonya, yang disiarkan televisi ketika beberapa negara Muslim mengumumkan hari memasuki bulan puasa suci Ramadhan akan dimulai pada hari Senin.

Dikutip AFP, Senin (11/3), para mediator telah mendorong gencatan senjata baru dalam perang, yang kini memasuki bulan keenam, sebelum Ramadan dimulai.

Namun, Haniyeh, yang mengasingkan diri di Qatar, pada hari Minggu mengatakan Israel tidak mau memenuhi persyaratan Hamas dalam kesepakatan yang akan membuat sandera yang ditahan oleh militan, ditukar dengan tahanan Palestina di Israel.

Dia menegaskan kembali bahwa Hamas menginginkan gencatan senjata yang bertahan lama, penarikan pasukan Israel dari Gaza, kembalinya warga Gaza yang terlantar ke rumah mereka dan meningkatkan akses terhadap bantuan kemanusiaan di wilayah yang terkepung di mana kelaparan mengancam.

Israel telah menolak penarikan seluruh pasukannya, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji melanjutkan kampanyenya untuk menghancurkan Hamas, bahkan setelah adanya perjanjian gencatan senjata.

Sebuah pernyataan Israel pada hari Sabtu menuduh Hamas “memperkuat posisinya seperti seseorang yang tidak tertarik pada kesepakatan dan berusaha untuk mengobarkan wilayah tersebut selama Ramadan.

Haniyeh mengatakan dia telah melakukan kontak dengan mediator “beberapa jam sebelum pidato ini” tetapi tidak berhasil.

“Jika kami menerima posisi yang jelas dari saudara-saudara mediator mengenai pendudukan dengan komitmen mereka untuk menarik diri, menghentikan agresi, dan memulangkan para pengungsi, maka kami siap untuk menyelesaikan kesepakatan,” katanya.

Perang di Gaza meletus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.

Para militan juga menyandera sekitar 250 orang, puluhan di antaranya dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November. Israel yakin 99 sandera masih hidup dan 31 orang tewas.

Kampanye militer pembalasan Israel telah menewaskan sedikitnya 31.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

54