Home Kebencanaan Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pj Gubernur Jateng Upayakan Rekayasa Cuaca

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pj Gubernur Jateng Upayakan Rekayasa Cuaca

Semarang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengupayakan modifikasi atau rekayasa cuaca, guna mengantisipasi  cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di wilayahnya. 

"Satu minggu ke depan cuaca ekstrem masih perlu kita antisipasi. Insyaallah ada upaya seperti   rekayasa cuaca yang dilakukan oleh BNPB dan BMKG,” ungkap Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana saat  mengecek lokasi banjir dan sejumlah rumah pompa di Kota Semarang, Jumat, (15/3).

Baca Juga: Pj Gubernur Jateng Tinjau Banjir Pekalongan, Serahkan Bantuan Senilai Rp160 Juta

Nana menjelaskan, koordinasi dengan BNPB dan BMKG masih dilakukan. Rencananya akan ada rapat bersama antara Pemprov Jateng, BNPB dan BMKG terkait penanganan dan antisipasi bencana akibat cuaca ekstrem di Jawa Tengah.

"Rencananya,  hari ini BNPB datang dan akan melakukan rapat juga dengan BMKG terkait kebutuhan yang diperlukan daerah dan juga upaya rekayasa cuaca, sehingga intensitas curah hujan bisa ada pengalihan," katanya.

Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana saat menyerahkan bantuan yang diterima wali kota Semarang Heverarita G Rahayu.(Dok.Pemprov Jateng)

Beberapa daerah di Jawa Tengah yang menjadi perhatian adalah wilayah Pantura: seperti Kota Semarang, Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal, Pekalongan, mengingat bencana banjir sudah terjadi di daerah tersebut. Selain itu,  lokasi rawan longsor yang perlu diperhatikan seperti Banjarnegara, Wonosobo, dan Pemalang.

Terkait kondisi banjir di Kota Semarang, secara umum sudah banyak lokasi yang surut. Termasuk beberapa lokasi yang dikunjungi Nana Sudjana seperti Stasiun Semarang Tawang, sekitar Banjir Kanal Timur, dan sekitar Banjir Kanal Barat (Madukoro).

"Kemarin sempat viral Semarang seperti lautan. Sekarang sudah surut, tadi pengungsi juga sudah ada yang kembali  ke rumah. Tadi ke Stasiun Tawang sudah normal, sudah beroperasi,” ujarnya.

Baca Juga: Konferwil PWNU Jateng Diharapkan Hasilkan Kebijakan Strategis

Nana menjelaskan, di Kota Semarang terdapat setidaknya 38 pompa air. Terdiri atas 10 pompa milik BBWS, 17 pompa milik Pemkot Semarang, dan 1 pompa air milik Pemprov Jateng. Seluruh pompa tersebut berfungsi normal saat curah hujan intensitas tinggi mengguyur Kota Semarang.

"Seluruh pompa normal. Cuma karena curah hujan yang tinggi dan ditambah dengan banjir rob,  sehingga memang perlu waktu. Pompa tetap berjalan, tapi butuh waktu dan baru tadi pagi Semarang bisa surut," jelasnya.

Nana menjelaskan, bencana banjir di Kota Semarang terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi selama berhari-hari dan sepanjang hari. 

"Kemudian juga ada pengaruh rob dan pengaruh dari penurunan muka tanah," jelasnya.

31