Home Ekonomi Satgas Pangan Polri Pastikan Kebutuhan Pokok Jelang Lebaran di Jatim Stabil

Satgas Pangan Polri Pastikan Kebutuhan Pokok Jelang Lebaran di Jatim Stabil

Jakarta, Gatra.com - Tim Satgas Pangan Mabes Polri bersama Polda Jawa Timur melakukan pemantauan ke pasar tradisional, Pasar Wonokromo Surabaya, Jawa Timur, untuk mengecek harga dan ketersediaan stok kebutuhan bahan pokok penting (Bapokting).

Kasubsatgas Distribusi Pangan Mabes Polri, Kombes Pol. Teddy Suhendyawan Syarif, mengatakan, pihaknya melakukan pengecekan di pasar-pasar secara nasional, mengingat sempat beredar terkait harga dan stok bahan kebutuhan pokok yang tinggi.

“Kita memantau, melihat harga di pasar saat ini permasalahan-permasalahan yang viral di media sosial. Bahwa ternyata beberapa komoditi seperti beras sudah turun, kemudian kebutuhan bahan pokok lainnya sudah turun,” kata Teddy melalui keterangannya pada Sabtu, (23/3).

Hanya saja, Teddy mengakui masih ada sejumlah komoditi bahan pangan yang harganya masih bertahan tinggi seperti telur dan daging. Menurut dia, hal ini terjadi lantaran permintaan dari masyarakat yang tinggi juga jelang Lebaran Hari Raya Idulfitri.

“Telur masih bertahan, daging ayam masih bertahan. Itu memang wajar saja. Tidak melebihi nasional. Enggak ada temuan kenaikan. Karena ini juga permintaan dari masyarakat yang tinggi, seperti sekarang bulan puasa menjelang Idulfitri,” ujar dia.

Akan tetapi, ia memastikan secara umum Tim Satgas Pangan Mabes Polri melihat ketersediaan stok kebutuhan bahan pokok masih aman, termasuk di wilayah Jawa Timur. Sebab, kata dia, Tim Satgas Pangan Polri telah mengecek di pasar tradisional Kabupaten Kediri, Mojokerto, hingga Kota Surabaya.

“Kita cek di seluruh Jatim bahwa stok itu semuanya aman. Artinya, stok bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisa diambil kesimpulan bahwa semua harga di Jatim ini normal. Secara nasional itu normal, diukur dengan ukuran nasional itu normal,” ungkapnya.

Maka dari itu, Teddy bersyukur masing-masing daerah memiliki Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk antisipasi apabila terjadi potensi inflasi yang disebabkan kelangkaan pasokan, distribusi tidak merata, atau harga komoditas pangan melambung tinggi.

"Contohnya beras, SPHP untuk ketersediaan stok atau yang lainnya, harga itu tidak boleh melebihi HET. Beras SPHP Rp10.900 per kg. Kemudian terkait masalah minyak. Minyak kita ada di NET, dikomoditi itu ada TPID," ujarnya.

13