Home Internasional Iran Anggap Serangan di Kota Isfahan “Penyusup”

Iran Anggap Serangan di Kota Isfahan “Penyusup”

Teheran, Gatra.com - Ledakan yang bergema di sebuah kota di Iran pada hari Jumat, yang oleh sumber-sumber digambarkan sebagai serangan Israel. 

Namun Teheran menganggap sepele, mengecilkan insiden tersebut dan mengindikasikan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk melakukan serangan pembalasan –sebuah respons yang tampaknya bertujuan untuk menghindari perang di seluruh wilayah.

Reuters, Jumat (19/4) melaporkan, skala serangan yang terbatas dan respons Iran yang tidak bersuara, tampaknya menandakan keberhasilan upaya para diplomat yang telah bekerja sepanjang waktu, untuk mencegah perang habis-habisan sejak serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran, terhadap Israel pada Sabtu lalu.

Media dan pejabat Iran menggambarkan sejumlah kecil ledakan, yang menurut mereka diakibatkan oleh pertahanan udara Iran yang menghantam tiga drone di atas kota Isfahan. Khususnya, mereka menyebut insiden tersebut sebagai serangan yang dilakukan oleh “penyusup” (prvokator), bukan oleh Israel sehingga tidak perlu adanya pembalasan.

Seorang pejabat Iran mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada rencana untuk memberikan tanggapan terhadap Israel atas insiden tersebut.

“Sumber asing mengenai insiden tersebut belum dapat dikonfirmasi. Kami belum menerima serangan dari luar, dan diskusi lebih condong ke arah infiltrasi daripada serangan,” kata pejabat tersebut.

Israel tidak memberi komentar apa pun tentang insiden itu. Selama berhari-hari mereka mengatakan pihaknya berencana membalas serangan Iran pada hari Sabtu, yang merupakan serangan langsung pertama terhadap Israel oleh Iran dalam beberapa dekade perang bayangan yang dilancarkan oleh proksi yang telah meningkat di seluruh Timur Tengah, melalui enam bulan pertempuran di Gaza.

Kedua musuh lama ini telah mengarah ke konfrontasi langsung sejak serangan udara Israel pada tanggal 1 April yang menghancurkan sebuah bangunan di kompleks kedutaan Iran, di Damaskus dan menewaskan beberapa perwira Iran termasuk seorang jenderal tinggi.

Respons Iran, dengan serangan langsung terhadap Israel, yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun tidak menyebabkan kematian dan hanya kerusakan kecil karena Israel dan sekutunya menembak jatuh ratusan rudal dan drone.

Sejak saat itu, negara-negara sekutu, termasuk Amerika Serikat, telah berupaya keras untuk memastikan tidak adanya tindakan pembalasan lebih lanjut, agar tidak memicu spiral permusuhan. Para menteri luar negeri Inggris dan Jerman mengunjungi Yerusalem minggu ini, dan negara-negara Barat memperketat sanksi terhadap Iran untuk menenangkan Israel.

Sebagai tanda tekanan dalam pemerintahan sayap kanan Israel agar memberikan respons yang lebih kuat, Itamar Ben Gvir, menteri keamanan nasional sayap kanan, men-tweet satu kata setelah serangan hari Jumat: “Lemah!.”

Negara-negara di seluruh dunia pada hari Jumat meminta kedua belah pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

“Sangatlah penting bahwa kawasan ini tetap stabil dan semua pihak menahan diri untuk mengambil tindakan lebih lanjut,” kata Ketua Komisi UE Ursula von der Leyen. Seruan serupa datang dari Beijing dan negara-negara Arab di kawasan.

Di pasar keuangan, saham global melemah, harga minyak melonjak dan imbal hasil obligasi AS turun karena para pedagang mengkhawatirkan risikonya.

Tidak disebutkan Israel

Di Iran, laporan berita mengenai insiden hari Jumat tidak menyebutkan Israel, dan televisi pemerintah menampilkan analis dan pakar yang tampak meremehkan skala insiden tersebut.

Seorang analis mengatakan kepada TV pemerintah bahwa drone mini yang diterbangkan oleh “penyusup dari dalam Iran” telah ditembak jatuh oleh pertahanan udara di Isfahan.

“Tak lama setelah tengah malam, tiga drone terlihat di langit Isfahan. Sistem pertahanan udara menjadi aktif dan menghancurkan drone di langit,” kata TV pemerintah Iran.

Komandan senior militer Siavosh Mihandoust yang dikutip oleh TV pemerintah mengatakan sistem pertahanan udara telah menargetkan “objek mencurigakan.”

Presiden Iran Ebrahim Raisi telah memperingatkan Israel sebelum serangan hari Jumat bahwa Teheran akan memberikan “respon keras” terhadap setiap serangan di wilayahnya.

Iran mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis bahwa “Israel harus dipaksa untuk menghentikan petualangan militer lebih lanjut yang bertentangan dengan kepentingan kami” ketika Sekretaris Jenderal AS memperingatkan bahwa Timur Tengah berada dalam “momen yang paling berbahaya.”

Pada pagi hari, Iran telah membuka kembali bandara dan wilayah udara yang ditutup selama serangan tersebut.

Namun, masih ada kekhawatiran mengenai keamanan di Israel dan negara lain. Kedutaan Besar AS di Yerusalem membatasi pegawai pemerintah AS untuk bepergian ke luar Yerusalem, Tel Aviv, dan Beersheba “untuk berhati-hati.”

Dalam sebuah pernyataan, kedutaan memperingatkan warga AS akan “perlunya kewaspadaan dan peningkatan kesadaran keamanan pribadi karena insiden keamanan sering terjadi tanpa peringatan.”

Serangan Israel di Gaza dimulai setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel. Serangan militer Israel telah menewaskan sekitar 34.000 warga Palestina di Gaza, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Kelompok-kelompok yang didukung Iran telah menyatakan dukungannya terhadap Palestina, melakukan serangan dari Lebanon, Yaman dan Irak, sehingga meningkatkan kekhawatiran konflik Gaza dapat berkembang menjadi perang regional yang lebih luas.

11