Home Pendidikan Wisuda 406 Lulusan, Prof Fasli: Yarsi Terus Kembangkan Pendidikan Entrepreneur

Wisuda 406 Lulusan, Prof Fasli: Yarsi Terus Kembangkan Pendidikan Entrepreneur

Jakarta, Gatra.Com – Rektor Universitas Yarsi, Prof. dr. Fasli Jalal, mengatakan, pihaknya telah mengembangkan pendidikan entrepreneur bagi mahasiswa sehingga bisa menghasilkan dan menyejahterakan.

Universitas Yarsi, kata Prof. Fasli dalam keterangan pers, Minggu (28/4), memberikan wawasan mengenai entrepreneur untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan mahasiswa agar mereka lebih berani menjadi pengusaha. Ini bagian upaya mewujudkan Indonesia maju, mandiri, adil, dan makmur.

Prof. Fasli dalam acara Wisuda Semester Ganjil Tahun Anggaran 2023–2024 Universitas Yarsi pada Sabtu (27/4), lebih lanjut menyampaikan arti sukses. Menurutnya, sukses tidak hanya ditentukan intellectual quotient (IQ) atau tingginya nilai akademik, ataupun kepemimpinan dalam berbagai kegiatan ekstra kurikuler saja. Sukses lebih banyak ditentukan oleh Guts, Resilience, Initiative (GRIT).

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010 ini, menjelaskan, GRIT merupakan kombinasi dari passion atau kecintaan pada apa kita lakukan dengan perseverance atau kegigihan, ketangguhan dan daya tahan atau semangat pantang menyerah bila berhadapan dengan tantangan atau kegagalan.

Prof. Fasli kemudian mengutip buku “GRIT: Why Passion and Resilience Are the Secrets to Success” karya Prof. Angela Duckworth. Menurut Prof. Angela, untuk raih sukses dalam kehidupan diperlukan empat sikap. Pertama, bangunlah kecintaan pada pekerjaan yang digeluti.

Kedua, tetap fokus pada tujuan ingin dicapai. Ketiga, asah diri serta berlatih dengan sungguh menguasai pengetahuan dan kompetensi dibutuhkan, dan keempat, bekerjalah mencapai tujuan lebih besar, baik untuk kesehatan diri, kesejahteraan dan keadilan, serta kemuliaan buat umat manusia.

Alumnus Doktoral Cornell University New York ini lebih lanjut menyampaikan pendapatnya sesuai ajaran Islam. Sejak 14 abad lalu, Islam telah mengajarkan meraih sukses menjadi pemimpin seseorang harus memiliki empat sikap, yaitu Shiddiq (benar dan tepat dalam bertindak), Amanah (bisa dipercaya), Tabligh (mengajak kepada kebaikan), dan Fathonah (Cerdas dalam semua dimensi kehidupan).

Prof. Fasli dalam sambutannya memberikan banyak pengetahuan, pencerahan, dan informasi, termasuk menghadapi berbagai ketidakpastian dan berbagai disrupsi lainnya, baik karena perubahan iklim (climate change), masifnya penetrasi dari teknologi digital maupun akibat perang Ukraina-Rusia dengan segala dampak negatifnya di tingkat global maupun nasional.

Untuk menghadapi berbagai ketidakpastian tersebut, Prof. Fasli, mengajak para mahasiswa dan alumni Universitas Yarsi untuk tetap berpegang pada firman Allah SWT. Meurutnya, Allah tidak akan memberikan cobaan kepada suatu kaum kecuali kaum tersebut mampu mengatasinya.

Ajaran Islam mengajarkan harus tetap tawaduk dan tawakal ketika menjalani cobaan dari Allah SWT. Dengan demikian, insyaallah akan disediakan kemuliaan. Karena itu, Prof. Fasli mengajak untuk memperkuat iman dan taqwa serta ibadah, serta bersatu padu mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

Prof. Fasli juga mengajak untuk meningkatkan empati serta mengasah rasa kemanusiaan sehingga secara bersama-sama dan dengan bermartabat kita berhasil keluar dari berbagai masalah tersebut.

Khusus kepada wisudawan dan wisudawati Universitas Yarsi, Prof. Fasli menyampaikan, selamat berpisah dengan dunia kampus dan selamat datang di dunia nyata. “Dunia penuh tantangan tapi juga dunia sangat menjanjikan,” ujarnya.

Wakil Rektor (Warek) I Universitas Yarsi, Dr. dr. Wening Sari, M.Kes., menambahkan, Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Universitas Yarsi, kali ini berjumlah 406 orang, terdiri 378 sarjana dan 28 pascasarjana. “Jumlah kali ini lebih banyak dari sebelumnya 439,” kata dia.

Menurut Dr. Wening, indek prestasi kumulatif (IPK) tertinggi untuk pascasarjana, yanki 3,96 berasal dari Magister Sains Biomedis dan Sarjana 3,95 dari Fakultas Kedokteran.

Selain itu, ada wisudawan terbaik, yaitu lulus tempat waktu dan IPK tertinggi dan wisuda berprestasi pada kegiatan akademik dan nonakademik. Para wisudawan ini sebagian besar masuk pada awal pandemi. Namun dalam perjalanan berhasil lulus tepat waktu dengan hasil memuaskan. “Wisuda kali ini bisa disebut wisuda angkatan pandemi,” kata Warek I.

Lebih lanjut ia menyampaikan, pada 15 April 2024, Universitas Yarsi berusia 57 tahun. Dalam usia dewasa ini sudah banyak prestasi dan karya dihasikan untuk negeri ini. Akhir Agustus 2023 sudah sukses melakukan penerimaan mahasiswa baru program sarjana dan pascasarjana tahun akademik 2023/2024.

Khusus Program Pascasarjana yang ditawarkan adalah Magister Manajemen, Magister Kenotariatan, Magister Sains Biomedis, Magister Administrasi Rumah Sakit, dan Program Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer serta Doktor Biomedis .

Universitas Yarsi dalam 57 tahun perjalanan usianya senantiasa berkomitmen tinggi dalam meningkatkan atmosfer penelitian, pengembangan SDM maupun sarana prasarana dengan mendirikan pusat-pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Selain itu, Universitas Yarsi telah membekali, membina wawasan dan menggerakan kepedulian sivitas akademika bagi wisudawan tentang Peran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 untuk mencapai Indonesia Emas.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, (Dirjen Diktiristek) Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc (Prof. Haris), menyampaikan, banyak hal yang perlu dibenahi dalam perguruan tinggi(PT) dan butuh strategi.

Ia mencontohkan persoalan akreditasi. Pasalnya, kini hanya 2% PT yang memiliki akreditasi unggul. Ini menjadi tantangan bagi Yarsi untuk membawa universitasnya pada tataran kualitas nomor satu.

Hingga kini, ternyata masih dijumpai sebanya 30% atau 500 PT tidak memiliki akreditasi. Akibatnya, tidak bisa mengeluarkan lulusan sehingga masuk ranah pidana.

Prof. Haris menyatakan, banyak hal penting disampaikan untuk menambah wawasan dan mencerahkan, di antaranya terkait terjadi perbedaan kualitas antara PT, baik PT negeri dengan PT negeri , PT negeri dan PT swasta, serta PT swasta dengan swasta. Ini menjadi tantangan lagi. “Diktiriustek dengan berbagai upaya membantu mencarikan solusi lewat kebijakan,” ujarnya.

Selanjutnya, tantangan lainnya relevasi lulusan PT. Relevansi ini menjadi kunci hubungan PT dengan dunia usaha dan industry. Menurur Prof. Haris, PT harus cepat beradaptasi dengan perubahan dunia usaha dan dunia industri. Pendidikan tradisionsal perlahan harus ditinggalkan.

Kini, lanjut dia, tidak cukup untuk menjadi mahasiswa dan sarjana dengan modal sertifikat. Saatnya harus memiliki keterampilan cukup. Dalam dunia kerja, gelar akademik tidak jaminan untuk memperoleh kerja.

Menurutnya, sekarang telah banyak muncul aneka keterampilan dalam dunia kerja. Pada era moderen dan artificial intelligent (AI), PT harus mengarah ke sana dan mempersiapkan sarjana ke era moderen/literasi digital. “Ini penting, bagian dari menghadapi persoalan dunia kerja,” kata Prof. Haris.

55