Home Liputan Haji Shafa dan Marwah, Mengapa Siti Hajar Berlari saat di Lembah?

Shafa dan Marwah, Mengapa Siti Hajar Berlari saat di Lembah?

Makkah, Gatra.com- Usai melakukan thawaf tujuh putaran berlawanan arah jarum jam, jemaah petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Kementerian Agama Republik Indonesia daerah kerja (daker) Madinah dan Bandara yang melakukan sa'i di Masjidil Haram, Makkah, 8/5/2024. Sa'i adalah berjalan antara bukit Shafa dan Marwah.

Shafa dan Marwah adalah dua bukit kecil, masing-masing terhubung ke pegunungan Abu Qubais dan Qaiqan yang lebih besar di Makkah, Arab Saudi. Sekarang kedua bukit itu menjadi bagian dari Masjidil Haram. Jemaah haji atau umrah melakukan perjalanan bolak-balik di antara keduanya tujuh kali dalam apa yang dikenal sebagai sa'i. Ritual ini sebagai penghormatan atas pencarian air Siti Hajar untuk anaknya yang kehausan hingga dia menemukan sumber air di Sumur Zamzam. Lembah antara dua bukit tempat para jemaah berjalan disebut al-Mas'aa.

Shafa adalah sebuah bukit di kaki Gunung Abu Qubais, sekitar 130 meter (430 kaki) tenggara Ka'bah. Shafa merupakan awal dari sa'i. Adapun Marwah merupakan bukit batu putih, terletak 300 m (980 kaki) timur laut Ka'bah dan terhubung dengan Gunung Qaiqan, menandai akhir sa'i.

Shafa, Marwah dan Mas'aa (lembah antara dua bukit) terletak di luar Masjidil Haram dan terpisah hingga tahun 1955/56 (1375 H). Ketika proyek perluasan Masjidil Haram, kedua situs tersebut menjadi bagian Masjidil Haram. Jarak antara Shafa dan Marwah kira-kira 450 m (1.480 kaki). Karena itu, tujuh perjalanan bolak-balik sama dengan kira-kira 3,6 kilometer (2,2 mil).

Marwah digambarkan lebih halus dan lebih terang warnanya dibandingkan Shafa. Bahkan ada yang menyebutnya putih. Sedangkan Shafa berwarna merah. Shafa dan Marwah adalah bagian dari pegunungan Hijaz, yang sejajar dengan sebagian besar pantai Saudi di Laut Merah.

Peradaban Makkah dimulai setelah Ibrahim meninggalkan putranya Ismail dan istrinya Siti Hajar di lembah atas perintah Tuhan. Ketika bekal mereka habis, Siti Hajar kehabisan makanan dan air serta tidak bisa lagi menyusui Ismail. Dia kemudian berlari bolak-balik tujuh kali antara Shafa dan Marwah dengan harapan menemukan air.

Untuk mempermudah pencariannya, dia pergi sendirian, meninggalkan bayinya sambil mengawasi dari jauh. Dia pertama kali mendaki bukit terdekat, Shafa, untuk melihat daerah sekitarnya. Ketika dia tidak melihat apa-apa, dia kemudian pergi ke bukit lain, Marwah, untuk melihat-lihat.

Saat Siti Hajar di kedua lereng bukit, dia dapat melihat Ismail dengan jelas, dan mengetahui bahwa dia aman. Namun, ketika dia berada di lembah di antara perbukitan, dia tidak dapat melihat putranya. Sehingga dia berlari saat berada di lembah dan berjalan biasa saat berada di lereng bukit.

Siti Hajar melakukan perjalanan bolak-balik antara bukit tujuh kali dalam panas terik sebelum kembali ke putranya. Allah SWT kemudian mengirimkan Malaikat Jibril untuk membantu mereka menemukann mata air yang muncul dari tanah. Sumur itu diberi nama Zamzam dan perjalanan hilir mudik Shafa dan Marwah dijadikan ritual saat haji dan umrah. Kedua gunung tersebut disebutkan namanya dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah 158.

Semula kaum Anshar enggan melakukan sa'i karena dianggap suatu dosa. Sa'i dianggap bagian dari penyembahan berhala dan kesyirikan serta tanda masa jahiliyah. Kemudian diturunkan ayat tersebut. Abdullah Yusuf Ali berpendapat bahwa ayat tersebut diturunkan karena kaum kafir Quraisy telah menempatkan dua berhala di atas dua bukit tersebut dan umat Islam merasa ragu untuk berjalan di antara bukit tersebut. Siti Aisyah membenarkan bahwa ayat tersebut diturunkan sehubungan dengan kaum Anshar, yang mengatakan bahwa berjalan di antara bukit adalah dosa.

Kini ada empat jalur untuk sa'i. Dua jalur pejalan kaki dari Shafa ke Marwah, dan dari Marwah ke Shafa. Sedangkan dua jalur sempit di tengahnya untuk melayani jemaah lanjut usia dan penyandang cacat. Jalan setapak di antara kedua bukit tersebut secara kolektif disebut Mas'aa (tempat berjalan) kini ber-AC. Air yang dipompa dari Sumur Zamzam juga tersedia di sepanjang perjalanan. Sa'i merupakan bagian dan rukun yang tidak terpisahkan dari ibadah haji dan umrah.

15