Home Internasional Dubes Palestina: Derita Kami Tidak Dimulai Sejak 7 Oktober 2023

Dubes Palestina: Derita Kami Tidak Dimulai Sejak 7 Oktober 2023

Jakarta, Gatra.com - Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, memperingati peristiwa Nakba yang ke-76 tahun ini. Secara umum, Nakba merupakan peristiwa di mana terjadi pengusiran besar-besaran yang dilakukan militer Israel terhadap rakyat Palestina dari tanahnya sendiri pada tahun 1948, baik secara paksa maupun sukarela.

"Apa yang terjadi di Palestina sekarang bukan seperti apa yang orang-orang katakan, yakni sejak 7 Oktober 2023. Tidak. Ini sudah terjadi sejak 76 tahun lalu," ujar Zuhair dalam konferensi pers di gedung Kedubes Negara Palestina di Menteng, Jakarta, Jumat (10/5/2024).

Catatan sejarah meyakini bahwa peristiwa Nakba ini merupakan buntut dari implementasi yang buruk dari resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nomor 181. Resolusi tersebut memutuskan agar tanah Palestina dibagi menjadi dua wilayah.

Seluas 55% tanah dikuasai Israel, sementara 45% luas tanah lainnya dikuasai Arab-Palestina. Sedangkan Yerusalem berada di bawah kontrol internasional.

Zuhair memandang bahwa resolusi tersebut tidak dipatuhi dengan baik oleh pihak Israel. Sebagai bukti, menurut catatan terkininya, hampir seluruh wilayah Palestina kini berada di bawah kontrol otoritas Zionis. "Dan sekarang semua teritori itu berada di bawah pendudukan Israel," ujarnya.

Padahal, lanjut Zuhair, rakyat Islam Palestina hidup damai dengan para tetangganya dari umat agama lain sebelum tahun 1948 itu, termasuk hidup berdampingan tanpa konflik dengan kaum Yahudi Arab, dan umat lainnya, seperti Kristen.

"Seperti diketahui, tanah Palestina itu dulunya adalah tanah perdamaian, tanah suci, tapi coba lihat apa yang terjadi sekarang. Setiap hari, setiap menit, tidak hanya di Gaza. Coba pergi ke Tepi Barat, dan lihat apa yang terjadi," kata Zuhair.

Zuhair meminta para pemimpin dunia untuk memaksa Israel menghentikan pendudukan di tanah Palestina. "Kita harus menyudahi pendudukan itu untuk bisa merdeka. Rakyat kami harus hidup bebas seperti orang-orang di negara lain," katanya.

Melansir Al-Jazeera, militer Israel telah membunuh setidaknya 34.904 jiwa rakyat Palestina di Gaza sejak awal serangan  pada 7 Oktober 2023 lalu hingga 9 Mei 2024.

Dari angka itu, sebanyak lebih dari 14.500 jiwa merupakan korban anak-anak. Sebanyak 78.514 orang dinyatakan terluka, dan 8.000 belum ditemukan atau hilang.

Sementara jumlah korban kekerasan militer Israel di Tepi Barat adalah sebanyak 498 jiwa. Lebih dari 124 di antaranya adalah korban jiwa anak-anak. Sebanyak 4.950 lainnya dinyatakan terluka.

Sementara itu, dari pihak Israel, jumlah korban jiwa adalah sebanyak 1.139 orang. Angka ini direvisi oleh otoritas Israel yang sebelumnya menyebut angkanya menyentuh 1.405 korban jiwa. Sebanyak 8.730 lainnya mengalami luka-luka.***

41

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR