Home Hukum Jampidsus Diduga Dibuntuti Densus 88, Komjak: Tingkatkan Koordinasi

Jampidsus Diduga Dibuntuti Densus 88, Komjak: Tingkatkan Koordinasi

Jakarta, Gatra.com – Komisi Kejaksaan Republik Indonesia (Komjak RI) meminta Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Polri untuk meningkatkan koordinasi terkait dugaan Jampidsus Febrie Ardiansyah dikuntit atau dipantau oleh anggota Densus 88 Antiteror.

“Untuk meningkatkan koordinasi rutin sesama aparat penegak hukum guna mendukung Presiden,” kata Prof. Pujiyono Suwadi, Ketua Komjak RI dalam keterangan tertulis pada Senin (26/5).

Namun demikian, kata Prof. Pujiyono, Komjak RI belum bisa memberikan rekomendasi apapun soal hal tersebut. Pasalnya, Komjak belum mendapatkan informasi atau data yang valid mengenai dugaan tersebut.

“Karena belum adanya informasi yang valid, jadi kita belum bisa merekomendasikan apapun,” ujarnya.

Komjak RI menilai, informasi yang berkembang atau beredar dan menarik perhatian publik ini sangat liar dan belum terkonfirmasi validitasnya sehingga pihaknya belum bisa mengambil sikap.

“Sejauh ini hubungan jaksa agung dan kapolri baik-baik saja dan ke depan kita yakin semakin baik,” ujarnya.

Sebelumnya, Tempo melaporkan bahwa Jampidsus Febrie Ardiansyah diduga dibuntuti anggota Densus 88 Antiteror Polri. Salah satu anggota Densus tertangkap basah memantau makan malam Febrie.

Anggota Densus tersebut disebutkan tertangkap basah saat memantau makan malam Febrie di salah satu restoran di bilangan Cipete, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Minggu pekan lalu.

Dua orang sumber menyampaikan, kejadian tersebut sekitar pukul 20.00 atau 21.00 WIB. Febrie kerap makan di restoran yang menyajikan makanan Perancis itu.

Saat itu, Febrie tiba di restoran tersebut didampingi ajudan dan dikawal motor Patwal Polisi Militer (PM). Selepas itu, datang dua orang yang diduga anggota Densus 88 Antiteror Polri. Merka mengenakan pakaian biasa dan jalan kaki.

Salah seorang yang diduga anggota Densus dan tetap mengenakan masker lantas memesan meja di lantai dua untuk merokok. Di lantai tersebut terdapat ruangan VIP yang digunakan Febrie untuk makan malam.

Pria bermasker yang disebut-sebut sebagai anggota Densus 88 Antiteror itu mengarahkan alat diduga perekam ke ruangan VIP yang ditempati Febrie.

Polisi Militer yang mengawal Febrie curiga terhadap kedua orang tersebut. Febrie dikabarkan dikawal oleh Anggota TNI setelah menangani kasus dugaan korupsi timah. Terlebih, penyidik Pidsus Kejagung dikabarkan mendapatkan intimidasi saat melakukan penggeledahan di Bangka Belitung.

Kedua orang tersebut lantas ke luar restoran dengan setengah berlari. Namun salah seorang berhasil diamankan oleh polisi militer. Tidak ada keributan dalam insiden tersebut.

Anggota Polisi Militer tersebut kemudian membawa seorang yang berhasil diamankannya menjauh dari restoran diduga untuk diinterogasi.

Selepas peristiwa tersebut, kemudian beredar video tiga orang pria di dalam satu ruangan terdapat tulisan Jampidsus. Video tersebut seolah menggambarkan tentang pemeriksaan atau interograsi.

Dalam narasi video tersebut disebutkan bahwa anggota Densus 88 Antiteror itu bernama Bripda IM. Sedangkan satu orang lagi berhasil kabur.

Dalam video tersebut juga disampaikan dua orang yang diduga anggota Densus 88 Antiteror tengah melihat menu di restoran diduga tempat Jampidsus Febrie Ardiansyah makan malam.

Bukan hanya itu, video tersebut menyampaikan kendaraan roda empat atau mobil yang disebut digunakan oleh kedua anggota Densus 88 Antiteror Polri.

Video juga beredar foto Kartu Tanda Anggota (KTA) dan KTP Bripda IM. Ada juga kartu tanda pengenal salah satu BUMN ternama. Namun nama di kartu identitas salah satu BUMN itu berbeda dengan nama KTA dan KTP Brpida BM.

Informasi yang santer beredar, aksi penguntitan Jampidsus, drone yang melintas di atas Kejagung, hingga konvoi sepeda motor dan mobil Brimob Polri di Jalan Panglima Polim diduga terkait kasus dugaan korupsi timah yang tengah diusut Kejagung. Namun hingga saat ini, Kejagung dan Polri masih bungkam.

43