Home Film Resensi Film Hellboy: Pertarungan Seru yang Terhalang Sensor

Resensi Film Hellboy: Pertarungan Seru yang Terhalang Sensor

 

Jakarta, Gatra.com - Superhero dari fantasi kelam buatan Mike Mignola, Hellboy, kembali dibuatkan film reboot (penggarapan ulang film dengan cerita sama sekali berbeda) setelah film Hellboy II: The Golden Army karya Guillermo del Toro pada 2008 lalu.

Dalam reboot ini, Hellboy atau Anung Un Rama (David Harbour) yang tertangkap antara dunia supernatural dan manusia, bertempur dengan seorang penyihir kuno yang disebut Ratu Darah (Blood Queen) bernama Nimue (Milla Jovovich) yang ingin membalas dendam dengan menghancurkan peradaban manusia. Dalam pertempuran ini, Hellboy dibantu oleh cenayang Alice Monaghan (Sasha Lane) dan anggota militer B.P.R.D, Ben Daimio (Daniel Dae Kim), serta ayah angkat Hellboy sekaligus pencipta B.P.R.D, Trevor Bruttenholm (Ian McShane).

Selain melawan Ratu Darah, Hellboy juga melawan berbagai macam monster atau troll, serta jiwa jahat yang ada di dalam dirinya sendiri. Hal yang menyenangkan selain pertarungan adalah bagaimana jokes yang diucapkan oleh Hellboy, yang cenderung sarkas namun lucu.

Bagi pengikut setia Hellboy, mungkin akan merasa enjoy dalam mengikuti alur cerita. Namun bagi yang baru pertama kali menonton, akan banyak pertanyaan yang muncul dan apa korelasinya karakter A dengan B, C dengan D dan seterusnya. Sebab yang dijabarkan dalam film hanya sebagian kecilnya saja. Namun, sekali lagi, ini tidak merusak pengalaman menonton.

Berawal pada Januari 2017, Guillermo del Toro mencuit kalau dalam 24 jam sebanyak 100.000 follower dia menyatakan dukungan untuk memproduksi Hellboy III, maka ia akan berdiskusi dengan Mike Mignola dan Ron Perlman (pemeran Hellboy dalam dua film sebelumnya) untuk membuat film ketiga. Tantangan tersebut pun terwujud. Film ini sudah mulai dibicarakan dan direncanakan untuk jadi sekuel dari film pertama, Hellboy (2004). Namun, tanpa menjelaskan kenapa, pada Feburari 2017, del Toro mundur dari proyek ini. Disusul Perlman yang menolak terlibat jika tak ada del Toro.

Maju terus, tim memutuskan menggarapnya menjadi sebuah reboot. Sang komikus Mignola mengambil peran lebih banyak di sini dibanding saat del Toro menggarap dua Hellboy. Menurutnya, ide besar film ini adalah meminimalisir elemen-elemen superhero dan lebih mendekati kekelaman dalam komik asalnya, sehingga hasilnya lebih gelap dibanding film-film sebelumnya.

Alhasil, tim desain berupaya agar tak mereferensikan pada gaya del Toro dan fokus pada gaya dalam komik. Mereka berupaya untuk taat pada material komik dan kerap berkonsultasi pada Mignola jika ada desain baru untuk memastikan tone yang disajikan sama dengan komik.

Hasilnya, memang nuansa komiknya lebih terasa. Misalnya saat kehadiran Ratu Nimue dalam keutuhannya. Jubah merahnya yang terlihat mencolok di depan latar hitam putih mengingatkan akan beberapa adegan di Sin City 2 (2014) yang juga diadaptasi dari graphic novel. Dominasi cahaya hijau mulai dari kehadiran bayi Hellboy dan di nyaris sepanjang film juga membuatnya menjadi lebih bernuansa fantasi dibanding efek jagoan super di film-film sebelumnya.

David Harbour menggambarkan karakter Hellboy yang ia mainkan kali ini adalah versi remaja Hellboy yang diperankan Ron Perlman. “Sosok ini lebih muda dan lebih kuat. Dia juga sangat bergumul terkait pemikiran apakah dia orang baik atau tidak,” ucapnya dalam salah satu wawancara. Karakternya pun, disebut Mignola, lebih dramatis, rapuh, dan meledak-ledak dibanding Hellboy ala Perlman.

Sayangnya, pertarungan-pertarungan seru besutan sutradara Neil Marshall ini terhalang oleh guntingan Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia. Tak tanggung-tanggung, mereka membabat habis setiap pertarungan penuh darah dan kengiluan yang dilakukan Hellboy dan musuhnya. Sudah seperti itu, pemotongan film tidak ‘halus’ bahkan cenderung kasar. Membuat penonton menggerutu kecewa.

Di Amerika sendiri, Hellboy mendapat rating R-rated, yang artinya hanya usia di atas 17 tahun saja yang bisa menonton. Di Indonesia, Hellboy mendapatkan rating D (Dewasa 17+) dan anak kecil dilarang untuk menontonnya.


 

Reporter: TFA
Editor: Flora L.Y. Barus

 

1240

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR