Home Internasional Aksi Protes di Sudan Berubah Menjadi Peristiwa Berdarah

Aksi Protes di Sudan Berubah Menjadi Peristiwa Berdarah

Khartoum, Gatra.com - Penyerang yang tidak diketahui identitasnya melepaskan tembakan ke arah demonstran pro-demokrasi di Ibu Kota Sudan, Khartoum, Senin (14/5). Kekerasan kembali meletus di negara timur laut Afrika tersebut setelah Presiden Omar al-Bashir dipecat bulan lalu.

Dewan Transisi Militer, yang telah memegang kekuasaan sejak penangkapan Bashir, mengatakan seorang perwira polisi militer telah tewas. Selain itu, pengunjuk rasa banyak yang terluka. Penembakan tersebut kemudian dihubung-hubungkan dengan kelompok-kelompok yang dianggap berusaha untuk merusak revolusi.

Sementara itu, Pusat Komite Dokter Sudan menginformasikan setidaknya ada enam orang tewas tertembak di Sudan. Meski begitu tidak ada rincian apakah mereka semua terbunuh di Khartoun. Dilansir dari CNN, situs berita lokal SUNA melaporkan bahwa tiga dari korban yang terluka saat baku tembak merupakan anggota angkatan bersenjata.

Baca Juga: UAE dan Saudi Dorong Stabilitas Sudan di Masa Transisi

Peristiwa pemecatan Presiden Bashir yang sudah tiga dekade berkuasa diakibatkan oleh pemberontakan rakyat terhadap pemerintahannya, yang kemudian membuat ribuan orang turun ke jalan. Sementara itu Bashir dan beberapa pejabat tinggi lainnya telah ditangkap.

Demo terhadap pemerinathan Bashir sudah dimulai sejak akhir 2018, disebabkan oleh meningkatnya biaya hidup. Aksi kemudian meningkat dengan menuntut Bashir angkat kaki dari kantor kepresidenan. Massa kemudian meneruskan aksinya dengan menduduki kantor kepresidenan dan markas tentara.

Aksi massa tersebut kemudian direspon oleh Bashir dengan tindakan kekerasan yang menyebabkan kematian beberapa warga sipil. Belakangan, posisi Bashir sebagai presiden dijatuhkan oleh militer.

Bashir dan beberapa anteknya ditahan di penjara dengan tingkat keamanan maksimum di Kober. Penjara yang sebelumnya terkenal untuk mengurung tahanan politik di era kediktatoran Bashir

 

 

943