Home Teknologi Iklim Planet Ternyata Dipengaruhi oleh Lingkungan Tata Surya

Iklim Planet Ternyata Dipengaruhi oleh Lingkungan Tata Surya

Colorado, Gatra.com - Para astronom telah lama mengamati awan di atmosfer tengah Mars, yang berjarak sekitar 18 mil (30 kilometer) di atas permukaan daratannya, tetapi selalu menemui kebuntuan untuk menjelaskan bagaimana awan itu terbentuk.

Namun, baru-baru ini sebuah penelitian baru menjelaskan munculnya akumulasi kecil partikel-partikel itu mungkin adalah akibat dari sebuah fenomena yang disebut "asap meteorik", yang pada dasarnya adalah debu es yang diciptakan oleh puing-puing antariksa yang menabrakkan dirinya ke atmosfer planet.

Dilansir laman University of Colorado Boulder, Senin (17/6), temuan ini dianggap dapat menjadi bukti yang baik bahwa planet-planet dan pola cuacanya yang telah terbentuk ternyata tidak lepas dari pengaruh fenomena di tata suryanya.

"Kita terbiasa memikirkan bahwa Bumi, Mars, dan planet lain adalah benda antariksa yang benar-benar mandiri dalam membentuk iklimnya. Tapi ternyata iklim itu tidak terlepas dari pengaruh interaksi tata surya," ucap pimpinan peneliti tersebut yang merupakan seorang mahasiswa di Departemen Ilmu Atmosfer dan Kelautan Universitas Colorado.

Kemudian, Hartwick, seorang peneliti dari Laboratorium Fisika Antariksa dan Atmosfer di Universitas Colorado menyebutkan, awan tidak dapat terbentuk dengan sendirinya, mereka membutuhkan sesuatu yang bisa memadatkan sifat materinya.

Di Bumi, misalnya, awan dataran rendah mulai muncul ketika butiran-butiran kecil garam laut atau debu beterbangan tinggi ke udara. Molekul air mengumpul di sekitar partikel-partikel ini, menjadi lebih besar dan lebih besar sampai mereka membentuk kepulan besar yang bisa dilihat dari tanah.

Namun, sejauh yang dapat diketahui para ilmuwan, benih-benih awan semacam itu tidak ada di atmosfer tengah Mars, kata Hartwick. Dan itulah yang membawanya dan rekan-rekannya ke kesimpulan pembentukkan akibat meteor.

Hartwick menjelaskan, rata-rata dua hingga tiga ton puing-puing angkasa menabrak Mars setiap harinya. Dan ketika meteor itu terkoyak di atmosfer planet, mereka menyumbang sejumlah besar debunya ke udara di Mars.

Untuk mengetahui apakah debu dari meteor seperti itu cukup untuk memunculkan awan di Mars, tim Hartwick beralih ke simulasi komputer yang berupaya meniru aliran dan gejolak atmosfer planet. Dan benar saja, ketika mereka memasukkan meteor dalam perhitungan mereka, awan muncul di simulasi itu.

"Model kami tidak bisa membentuk awan di ketinggian ini (atmosfer) sebelumnya. Tapi sekarang, setelah memasukan simulasi masuknya meteor, awan ada di sana, dan mereka tampaknya berada di tempat yang tepat." Ungkap Hartwick.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience pada 17 Juni 2019.

 

 

Sumber: https://www.colorado.edu/today/2019/06/17/meteors-help-martian-clouds-form

631