Home Gaya Hidup Pengembangan Wisata Ganggu Habitat Monyet di Gunungkidul

Pengembangan Wisata Ganggu Habitat Monyet di Gunungkidul

Gunungkidul, Gatra.com -Monyet ekor panjang akhir-akhir ini mencari makan ke dekat permukiman warga dan lahan pertanian. Kejadian ini ditengarai karena habitat mereka terganggu, antara lain karena gencarnya pengembangan pariwisata. Penanaman tanaman pakan monyet bisa jadi solusi.
 
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan, makanan dan pohon sebagai penopang hidup monyet terus berkurang. 
 
"Monyet itu makanannya daun muda, serangga. Rumah (pohon-pohon) untuk bergelantungan kalau sudah tidak ada, ya cari di tempat lain," kata Bambang saat ditemui di kantornya, Kamis (1/8).
 
Ia belum menerima informasi luas lahan pertanian yang rusak akibat serangan monyet. Monyet biasanya hanya mengambil sedikit hasil pertanian. 
 
 
Namun, kata dia, peristiwa masuknya monyet ekor panjang ke permukiman dan lahan pertanian terjadi merata di perbatasan wilayah Gunungkidul seperti Kecamatan Semin, Tepus, Ponjong, Purwosari, Purwodadi, dan Patuk. 
 
"Di Kecamatan Semin saat kunjungan Pak Gubernur juga warga sudah mengutarakan (ada serangan monyet)," katanya.
 
Untuk mengantisipasi hal ini, eks kepala dinas kehutanan ini mengungkapkan akan menggencarkan penanaman tanaman pakan monyet seperti di Embung Nglanggeran. 
 
"Di Embung Nglanggeran itu, dulu ada kegiatan penanaman tanaman jenis talok, pisang, jambu biji. Itu sebagai pakan monyet," ujarnya. 
 
Namun saat ini, ia mengakui tidak mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan hal yang sama. Namun jika diminta melakukan penanganan, ia siap. "Kami siap, tapi bukan tupoksinya," ucapnya.
 
 
Sebelumnya serangan monyet terjadi di Kecamatan Semin. Hewan itu menyebabkan lahan produktif di Desa Pundungsari dan Karangsari tak bisa ditanami. Setiap kali ditanami, monyet memakan tanaman hingga merugikan petani.
 
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Daerah Istimewa Yogyakarta, Junita Parjanti mengatakan, pihaknya telah memetakan konflik antara monyet dan manusia di Gunungkidul dan Kulonprogo. 
 
Penyebabnya, kata dia, karena rumah atau habitat monyet terganggu akibat terus berkembangnya pariwisata. "Ketika wisata di Gunungkidul ini berkembang, maka akan memberikan dampak bagi kehidupan monyet itu," katanya.
 
Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan instansi lain supaya meminimalkan konflik antara monyet dan manusia. Ia juga berencana melakukan penanaman tanaman pakan monyet. "Tentu kami harus koordinasi dengan instansi lainnya," ucapnya.
435