Home Gaya Hidup Udara di Palembang Katagori Berbahaya Akibat Asap

Udara di Palembang Katagori Berbahaya Akibat Asap

 

Palembang, Gatra.com – Kualitas udara di kota Palembang terus menurun. Pada minggu (15/9) dini hari atau mulai pada pukul 00.00 wib, kualitas udara dengan indikasi konsentrasi PM10 memperlihatkan level berbahaya.

Berdasarkan pemantuan di satelit BMKG, informasi konsentrasi partikulat (PM 10) telah mencapai angka 395,58 150 µgram/m3. Angka ini menandakan jika udara yang bercampur asap di kota Palembang sudah melebihi nilai ambang batas (NAB). Sampai pada pukul 01.00 wib dini hari, konsentrasi PM 10 terus memperlihatkan peningkatan, yang menyentuh angka 410,31 µgram/m3. Namun setelahnya (menjelang pagi), kualitas udara Palembang berangsur membaik ke tingkatan sedang.

Dalam website BMKG (https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm10.bmkg) diterangkan jika titik berada di warna kuning berarti kualitas udara sedang, jika berwarna merah muda berarti udara tidak sehat dan saat berwarna merah gelap bertanda sangat tidak sehat dan jika sudah menyentuh daerah berwarna ungu menandakan kualitas udara berbahaya bagi pernapasan. 

"Kondisinya hampir sama dari 13 September lalu, namun pada pagi hari, kabut asap pada pagi relatif fluktuatif,"terang Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorlogi SMB II Palembang, Bambang Benny Setiaji, saat dikonfirmasi.

Dalam keterangan persnya, BMKG juga memprediksikan potensi hujan yang belum akan terjadi sampai dengan 19 September mendatang. Kondisi ini akan membuat konsentrasi partikel asap pada udara Palembang tidak mengalami banyak perubahan, kecuali titik api (firespot) berkontribusi mengalami penurunan beberapa hari ke depan.

“Kualitas udara mengalami penurunan pada rentang waktu 22.00-08.00 wib sedangkan kondisi sehat pada sebaliknya, yakni 08.00-22.00 wib,” terang Benny, pada keterangan persnya, tertanggal 13 September lalu.

BMKG memperingatkan agar masyarakat berhati-hari bertansportasi terutama pada pukul 04.00-07.00 wib sekaligus menggunakan masker serta minum air putih yang banyak saat beraktifitas di luar rumah guna menjaga kesehatan,”Terpenting, masyarakat tidak lagi melakukan pembakaran lahan,” pungkasnya.

Pergerakan angin permukaan dari tenggara mengakibatkan asap dari sejumlah daerah bergerak masuk ke kota Palembang. Sumber dari Lapan menyatakan, titik panas (hotspot) di wilayah sebelah selatan – tenggara membawa asap kota Palembang, berasal dari kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dan Banyuasin. Kabut asap terbentuk dengan kelembapan yang tinggi, pada partikel basah di udara. Hal ini disebabkan langit pada malam hari tanpa awan sehingga berimbas pada radiasi permukaan bumi pada kisaran suhu tertentu.

 

 

475